PWMU.CO– Sekolah Muhammadiyah harus mempunyai tiga keunggulan yang bisa dilihat dari perilaku lulusannya.
Tiga keunggulan sekolah Muhammadiyah, menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Agus Taufiqurrahman SpS MKes adalah pertama, unggul dalam moral spiritual. Kedua, unggul intelektual. Ketiga, unggul peran sosial.
Hal itu dikatakan Agus Taufiqurrahman ketika mengisi pembinaan guru dan karyawan Muhammadiyah PCM Ujungpangkah Gresik di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (25/10/2022).
Guru dan karyawan yang hadir berasal dari 11 sekolah Muhammadiyah Ujungpangkah. Ada enam Madrasah Ibtidaiyah(MI) termasuk MI Muhammadiyah 6 Sekapuk (Mimsix), dua Madrasah Tsanawiyah (MTS), satu SMPM, satu Madrasah Aliyah (MA), dan satu SMAM.
Menurut dia, kalau guru hanya mengajarkan Iptek ada masanya kita ditinggalkan murid karena ada Google yang menggantikan jauh lebih cepat daripada kita. ”Jika kita mengajarkan akhlak, keikhlasan, dan keadaban maka kita akan tetap dikenang,” tuturnya.
Dia menekankan lagi, mengajarkan akhlak yang terbaik bukan dengan pidato tapi dengan keteladanan. Kita harus malu dengan tokoh Muhammadiyah terdahulu. Dulunya tidak ada tanah, tidak ada dana, tapi optimistis dengan semangat juang dan keyakinan yang tinggi terus berdakwah.
”Kalau kita yakin bisa maka semua menjadi mudah, karena kita optimis maka rintangan menjadi tidak ada,” katanya.
Agus Taufiqurrahman mengatakan guru itu berada di jalur surga, karena jalannya menuju majelis ilmu. Hal tersebut diterangkan dalam hadits. ”Jadilah kamu orang yang berilmu yang bisa mengajarkan, dan barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang mengamalkannya.”
Maka, sambung dia, kalau berangkat mengajar jangan lupa niat kita adalah ibadah. Harus sabar dan syukur. Seperti apa yang dilakukan KH Ahmad Dahlan. Dia sabar dan adil kepada semua muridnya. Guru yang adil pasti akan dihormati.
”Sebagai guru harus menciptakan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang berkesan bagi siswa. Pembelajaran yang bersifat menyenangkan. Guru sebagai motivator, mengajarkan sesuai dengan kebutuhan siswa, dan tidak boleh menghukum,” tuturnya.
Menurut dia, anak-anak sekolah yang senang dalam pembelajarannya, yang terjadi mereka akan menjadi pecinta ilmu.
Di akhir acara Agus Taufiqurrahman mengajak semua guru dan karyawan menyanyikan lagu berjudul Derap Berkemajuan. Dengan penuh semangat mereka menyanyikan lagu muktamar tersebut.
Penulis Nur Adhimah Editor Sugeng Purwanto