Spemutu Mengadakan Coaching Clinic Literasi di Smamsatu; Liputan M. Ali Safa’at, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 1 (Spemutu) Gresik, Jawa Timur, menyelenggarakan Coaching Clinic Literasi, di Ruang Inovatif SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Selasa (15/11/2022).
Narasumbernya: Dewi Musdalifah, guru Smamsatu yang merupakan seorang penulis dengan beberapa buku yang sudah diterbitkan.
Sebanyak 13 siswa Kelas Literasi Spemutu dengan beraslah dari kelas 7, 8 dan 9 hadir mengikuti kegiatan ini. Mereka didampingi oleh Kepala Urusan Kegiatan Sekolah dan Kesiswaan Spemutu Bening Satria Prawita Diharja SOr dan Guru Seni Spemutu Sheriyana Julia Syahrindra.
Di antara peserta ini ada Ramadhani Erfiyanti, penulis muda yang sudah menorehkan kejuaraan dalam festival literasi. Dia baru saja menjadi Juara III Lomba Menulis Surat untuk Guru dalam ajang Festival Literasi Sekolah Jenjang SMP/MTs, Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Kamis (31/10/2022).
Siswi kelas VIII C ini menyampaikan keikutsertaannya dalam Coaching Clinic Literasi, “Saya sangat antusias untuk ikut kegiatan ini, karena bisa menambah pengetahuan dan wawasan saya tentang literasi serta bisa meminta saran untuk tulisan saya ke depannya.”
Sementara itu, Guru Bahasa Indonesia Spemutu Beni Firmansyah SPd yang merupakan salah satu penggagas kegiatan ini menyampaikan tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peserta didiknya yang memiliki kemampuan di bidang literasi. Agar mendapatkan ilmu baru dari narasumber yang berkompeten.
Selain itu, menurut guru kelahiran Gresik, 18 November 1994 ini, dipilihnya Smamsatu Gresik sebagai partner kolaborasi coaching clinic ini karena merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Gresik.
“Di mana sarana dan prasarana serta SDM-nya sangat berkompeten, apa lagi di bidang literasi. Sehingga Spemutu tidak salah melaksanakan kegiatan ini bersama Smamsatu,” katanya.
Setelah memberikan materi di selama hampir dua jam, Dewi Musdalifah menyampaikan siswa Spemutu ini memiliki kecenderungan yang baik dalam menulis, yakni keberanian mengungkapkan ide dan gagasan.
“Mereka tidak ragu-ragu berpendapat. Ini modal yang bagus, karena akan mampu menciptakan tulisan yang kritis dan bernarasi. Selain itu, mereka juga punya keinginan untuk memperdalam kemampuan menulis hingga tingkat mahir,” katanya.
Mmenurut Dewi, siswa-siswa ini hanya perlu mengembangkan kreativitas bahasa dan mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah di sekitarnya. “Semoga mereka semakin sukses kedepannya,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni