PWMU.CO – Pengalaman berharga diperoleh sepuluh siswi-siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) yang mengikuti ‘Program Student Exchange 2017’. Betapa tidak, dari program itu mereka bisa merasakan kehidupan ala ‘Barat’ dengan tinggal bersama keluarga partner selama lebih dari sepekan, di Goulburn Valley Grammar School (GVGS), Shepparton, Australia (4-11/3).
Banyak hal pun bisa dipelajari oleh Muamar Khadafi, Rizki Rahmalia Bachtiar, Alifia Nabilah Alindar, Athiyya Adristi Adwitya, Aufa Gothfan Al Bara, Larasati Dwina Kinanti, Maghfira Nurisra Abadi, Dinda Ajeng Puspanita dan Hafizh Aditya Wicaksono dan Nadia Nabilah Nareswari, kesepuluh siswa-siswi disana. Salah satunya harus belajar cara beradaptasi dengan keluarga barunya yang non muslim dan kebiasaan sehari-hari yang berbeda dengan di Indonesia.
(Baca: SMAMDA Surabaya Rebut 5 Piala dalam English Festival 2017 UMSurabaya)
Mereka yang perempuan juga harus tetap menjaga auratnya. Mereka pun wajib menjaga shalat lima waktu. Disamping itu, mereka berkesempatan menjadi siswa di sekolah GVGS bersama partner mereka masing-masing. Di sekolah, mereka pun belajar mata pelajaran kimia, bahasa Indonesia dan olah raga.
”Dari semua pelajaran yang diikuti, mereka sangat senang dengan pelajaran olahraga. Karena dilakukan indoor, seperti olahraga di fitness center,” terang Mas’ad Fachir, fasilitator pengembangan program internasional.
Di sela-sela kegiatan belajar di sekolah dan di rumah barunya, mereka juga diajak mengunjungi Kyabram Fauna Park. Mereka pun bisa melihat lebih dekat fauna di Australia.”Kegiatan outdoor favorit mereka adalah canoeing di danau bersama partner masing-masing,” panyanya.
(Baca juga: Inilah 4+3 Pesan Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim untuk SMAMDA Surabaya dalam Pelantikan Wakasek Baru)
Mas’ad mengungkapkan, hal terpenting yang harus mereka lakukan adalah memperkenalkan Islam. Sehingga partner mereka bisa mengetahui bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Tak hanya itu saja, siswa-siswi SMAMDA Surabaya pun diberi tugas untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam.
”Siswa-siswi SMAMDA lantas memperkenalkan salah satu kebudayaan Indonesia. Yakni, menarikan Tari Sajojo asal Papua. Tari tersebut mampu menghipnotis warga sekolah GVGS,” paparnya. Mas’ad lantas menuturkan pengalaman berkesan siswa-siswi SMAMDA tidak hanya didapatkan dari GVGS saja. Juga pada saat mereka berada di Melbourne. (hum/aan)