PWMU.CO– Jalan hidup Rasulullah menjadi bahasan Pengajian Ahad PCM Lakarsantri bertempat di MI Muhammadiyah 28 Jl. Bangkingan Surabaya, Ahad (15/1/2023).
Pengajian disampaikan oleh Ahmad Jabir, aktivis dakwah dari Surabaya. ”Rasulullah adalah teladan bagi umat muslim. Kita mencontoh akhlaknya, shalat, haji, dan lainnya. Tapi ada yang jarang dikupas yaitu jalan hidup Rasulullah,” kata mantan anggota DPRD Surabaya dan Jatim ini.
Jalan hidup Rasulullah, sambung dia, disebutkan dalam surat Yusuf: 108.
قُلْ هَٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: Inilah jalanku, aku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.
”Jalan hidup Rasulullah itu berdakwah yaitu menyeru orang-orang kepada Allah dengan hujjah atau pandangan yang jelas,” tandasnya.
Jadi, kata dia, meneladani Rasulullah bukan hanya akhlaknya, shalat, haji tapi juga mengikuti jalan dakwah, menjadi aktivis dakwah yang sibuk menyeru manusia kepada jalan Allah.
”Kalau hanya meniru shalatnya paling hanya 25 menit dalam sehari untuk lima kali shalat. Kalau berhaji, seumur hidup Rasulullah hanya sekali. Lantas waktu lainnya saudara gunakan untuk apa?” ujarnya.
Meneladani Rasul juga bukan hanya shalat dan dzikir di masjid seharian. Namun juga sibuk keluar dengan urusan umat.
Jika meneladani Rasulullah, ujar dia, hidup ini tidak akan santai, tidak banyak waktu istirahat tapi sibuk berdakwah setiap hari. ”Contoh mengurus Muhammadiyah itu jalan dakwah yang membuat waktu bahkan kurang untuk menyelesaikan masalah umat,” tandasnya.
Janganlah menyangka sudah meneladani Rasulullah lantas merasa diri paling saleh. Berbaju takwa bukan ukuran dari ketakwaan seseorang. Begitu juga kopiah, surban, ghamis, jenggot dan asesoris lainnya.
Orang-orang saleh yang meneladani Rasulullah, menurut Ahmad Jabir, kriterianya disebut dalam surat Ali Imran: 114.
يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَأُو۟لَٰٓئِكَ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari munkar dan bersegera kepada kebajikan, mereka itu orang-orang yang saleh.
Jabir menuturkan, ciri orang saleh yang mengikuti Nabi pertama, beriman kepada Allah dan hari akhir. ”Tidak cukup beriman kepada Allah tapi juga iman kepada hari kiamat, surga dan neraka,” tandasnya.
Ciri kedua, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran. Dengan prinsip perkataan Nabi: barangsiapa melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, kalau tak sanggup ubah dengan lisan, kalau tak sanggup, maka berdoalah dalam hati tapi itu selemahnya iman.
Citi ketiga, bergegas kepada kebaikan. ”Orang-orang saleh tidak bisa santai, rehat, menganggur. Setiap ada kesempatan berbuat kebaikan maka bersegera dilaksanakan,” tandasnya.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto