PWMU.CO – Kreatifitas selalu melahirkan karya tak terbatas. Artinya, dengan kreatifitas hal-hal sederhana, sepele, bahkan barang bekas atau limbah yang tak berguna pun bisa disulap menjadi sesuatu yang berharga: imajinatif dan penuh keindahan. Itulah yang terjadi di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik.
Dalam menyambut Milad ke-13 yang jatuh hari ini, Sabtu 1 April 2017, sehari sebelumnya, Jumat (31/3), SDMM menggelar lomba kostum unik yang bahannya harus berasal dari limbah: kertas, plastik, atau kardus.
(Baca: Ketika Emosi Orangtua-Anak Meledak di Tengah Parent Education)
Hasilnya: berbagai model fashion unik dan inspiratif berhasil ditampilkan.
Karya-karya itu lalu dipamerkan dalam karnaval. Mereka berkeliling di jalan-jalan di perumahan sekitar sekolah. Bukan hanya para siswa, guru-guru pun ikut berpakaian unik.
Yang menarik, berbagai busana kreatif itu punya kisah tersendiri. Seperti yang diceritakan Ratu Sakinatul Aqila. “Yang pasti persiapannya baru dua hari sebelum lomba,” kata Ratu menjelaskan proses kreatif yang dilakukan mamanya, Dini Ardiyanti, saat membuat baju berkonsep hero itu.
(Baca: Olympingpong Selalu Lahirkan Juara Baru, Kali Ini Diborong Surabaya)
“Dari dulu anak-anak Mama selalu menang kalau lomba kostum. Mama memang kreatif,” akunya. Menurut Ratu, ibunya tak terlalu pusing mencari bahan-bahannya, karena semua ada di rumah. “Cuma lonceng-lonceng dan buah yang beli,” tuturnya sambil tertawa. Busana karya Ratu dan ibunya itupun berhasil menjadi Juara 2.
Lain lagi dengan cerita Nur Istiyah, ibu dari Amaliasari Nur Setyono yang meraih Juara Harapan 2. “Saya merasa tertantang untuk bikin kostum dengan bahan yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab biasanya bahan yang dipakai dari koran. Tapi kali ini pilihan jatuh pada plastik kresek yang lebih berwarna-warni,”ujarnya pada pwmu.co, Sabtu (1/4) pagi.
(Baca: Pasukan Hijau Toska Berhasil Raih 10 Gelar Juara dalam Festival Faqih Usman 2017)
Karena bahannya dari pastik, kata Istiyah, harus lebih telaten. “Sebab sifat plastik licin, lebih tidak nurut. Harus sabar karena butuh ketelatenan untuk membuat 200 kipas kecil dan 200 bunga kecil,” ungkapnya.
Evi Kustia ibu Fiorenza Malya Calitsa Azzahra yang menjadi Juara Harapan 1 menjelaskan bahwa dia butuh waktu dua pekan untuk mengerjakan baju tersebut. “Itu saya bikin kurleb dua minggu karena butuh ketelatenan. Dan saya jahit pake tangan,” ujarnya.
(Baca juga: Cerita di Balik Kesuksesan SD Muhammadiyah Manyar Meraih Juara di Olimpiade Maskumambang)
Lovana ibu Aqeela Calya Anadova mengaku memersiapkan kostum bertema Pink Flower Princess itu baru hari Rabu (29/3). “Sebelumnya cari-cari di Google. Aqeela ikut milih. Dia minta yang semi princes,” kata Lovana sambil bercerita bahwa Aqeela ikut membantu menggunting. “Tapi malah hancur nggak berbentuk bunga,” ujarnya sambil tertawa.
Selain lomba kostum unik dari bahan bekas, juga diadakan lomba sepeda hias. Berbagai kreatifitas muncul, membuat warga sekitar terhibur, saat mereka berkeliling memamerkan keunikan sepeda masing-masing.
Berikut adalah para juara lomba:
Kostum Unik
1. Juara 1 Rifdah Aisyah Syafitri, (Kelas 5)
2. Juara 2 Ratu Sakinatul Aqila (Kelas 5)
3. Juara 3 Aqeela Calya Anadova (Kelas 1)
4. Harapan 1 Fiorenza Malya Calitsa Azzahra (Kelas 3)
5. Harapan 2 Amaliasari Nur Setyono (Kelas 6)
6. Harapan 3 Muh Rifki Maulana Gilbran (Kelas 1)
Sepeda Hias
1. Juara 1 Chelsea Putri Shofia Ningrum (Kelas 4)
2. Juara 2 Rhevanarastra Andin Putra Azzahra (Kelas 4)
3. Juara 3 Muhammad Evan Winata (Kelas 3)
4. Harapan 1 Fawzia Adina (Kelas 4)
5. Harapan 2 Neysa Citra Wijaya (Kelas 3)
6. Harapan 3 Rania Sani Arinnal Haque (Kelas 5)
(Laporan Ria Eka Lestari)