PWMU.CO – Pengajian Ahad Pagi yang diadakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tulungagung punya nuansa berbeda dibanding biasanya. Pasalnya, yang hadir menjadi pembicara adalah pemuda yang kini telah menjadi tokoh nasional.
Ia adalah Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak SE ME. Karena itu pengajian yang dimulai pukul 06.00 WIB itu nampak bernuansa kepemudaan, di samping, tentu, beraroma nasional.
(Baca: Dahnil Anzar Simanjuntak: Jangan Ada Poligami Ideologi di Muhammadiyah)
Di hadapan sekitar 500 jamaah yang memenuhi Masjid Al Fatah, Kepatihan, Tulungagung, Ahad (2/3), Dahnil yang kritis itu menyampaikan secara langsung berbagai isu nasional.
“Jamaah sangat antusias, karena hal-hal yang disampaikan Bang Dahnil biasanya hanya bisa dibaca melalui berita atau disimak via televisi. Tapi kini, mereka langsung bisa bertatap muka dan mendengar pernyataan Dahnil. Jadi, senang sekali,” ungkap Hanik Karoroh yang menjadi pembawa acara.
(Baca juga: Ber-Ayah tapi Tak Ber-Ayah: Tips Menikah bagi Kader ala Dahnil A. Simanjuntak)
Yang juga menarik, Dahnil yang berdarah Batak itu ternyata sangat kalem dalam pembawaannya, termasuk ketika menyampaikan materi. Bahkan, dia berhasil melontarkan joke-joke segar yang membuat jamaah ger-geran.
Misalnya ketika Dahnil bercerita soal Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir yang sering menyindir Jokowi. “Karena bahasanya high context, maka Pak Presiden tidak paham sehingga hasil pemerintahannya jalan di tempat,” ujar Dahnil disambut tawa hadirin.
(Baca juga: Instruksi Dahnil Simanjuntak Berhasil Bangkitnya KOKAM Tulungagung dari Tidur Panjang)
Dalam kesempatan tersebut Dahnil menyampaikan kondisi nasional terkini yang dihadapi bangsa Indonesia, yang menurutnya jauh dari berkeadilan. “Seorang yang sudah terdakwah masih melenggang bebas dan (sempat) menjabat gubernur,” ujarnya.
Hampir seluruh anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan dan Pemuda Muhammadiyah Tulungagung menghadiri pengajian ini. Dahnil juga melantik anggota KOKAM Tulungagung yang sudah mengikuti Diklatsar Pebruari 2107 lalu. (Muslih Marju)