Hangat, Penetapan Calon Anggota PDM Kota Kediri; Liputan Gunardi, Kontributor PWMU.CO Kota Kediri.
PWMU.CO – Ada 16 nama Calon Tetap Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Kediri yang telah disahkan oleh Panitia Pemilihan (Panlih) Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah Kota Kediri.
Penetapan itu berlangsung dalam Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kota Kediri, Ahad (19/2/2023).
Dilihat dari komposisinya, sebanyak 37 persen calon adalah pensiunan, 57 persen pendidik, dan sisanya 7 persen dari wirausaha dan pertanian.
Sebelum penetapan nama-nama itu, suasana Musypimda sempat menghangat. Penyebabnya karena ada calon yang dinyatakan belum bisa disahkan karena terganjal beberapa syarat.
Ketua Panlih Suwoto menjelaskan, calon tersebut dinilai tidak memenuhi syarat karena belum memenuhi syarat tata tertib pemilihan yakni pasal 3 ayat 1 F tentang keaktifan di Muhammadiyah.
“Kami berusaha untuk benar-benar teliti dan detail dalam verifikasi karena tujuan kami sama yaitu menghasilkan pimpinan-pimpinan Muhammadiyah yang tepat untuk umat,” katanya.
Aksi Walk-out
Kehangatan suasana Musypimda juga terjadi saat panlih dan peserta mengkritisi salah satu calon yang fotonya beredar luas mengikuti kegiatan peringatan harlah salah satu organisasi massa.
Meski sudah disampaikan bahwa kegiatan tersebut wajib bagi seluruh aparatur szpil negara (ASN) Kemenag di lingkungan kerjanya, namun yang bersangkutan akhirnya mendapat peringatan supaya hal-hal semacam itu kelak tidak terulang lagi.
Puncak memanasnya suhu Musypimda terjadi saat salah satu Anggota PDM Kota Kediri 2015-2022 melakukan aksi walk out dari ruang rapat. Setelah memberikan pandangannya dia langsung bergegas meninggalkan Musypimda.
Bendahara Pimpinan Daerah Pemudah Muhammadiyah PDPM Kota Kediri Firman Rusdian mengatakan, aksi tersebut tidak elok dilakukan. “Hal seperti itu sungguh tidak pantas dilakukan terlebih disaksikan peserta Musypimda yang sebagian adalah angkatan muda Muhammadiyah. Terlebih beliau langsung keluar tanpa ada dialog lagi. Namun inilah dinamika Muhammadiyah,” ungkapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni