Begini Ponpes Al-Fattah Sidoarjo Tingkatkan Literasi Santri, SantriPresentasi Makalah, liputanKontributor PWMU.CO Sidoarjo Ridwan Manan
PWMU.CO – Santri SMA Pondok Pesantren (Ponpes) Al Al Fattah Sidoarjo, Jawa Timur mengikuti kegiatan Ujian Lisan (lmtihan Niha’i), Sabtu (11/03/2023).
Kepala Ponpes Al Al Fattah Sidoarjo Moh Mas’al SHi MAg mengatakan kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam pendidikan di Pondok Pesantren Al Al Fattah Sidoarjo pada tingkat SMA. Santri dididik untuk memiliki keberanian, melatih mental, dan mengukur kemampuan intelektual santri.
“Ujian lisan merupakan syarat kelulusan pesantren dilaksanakan selama 4 hari, mulai Rabu-Sabtu (8-11/3/2023) yang bertempat di masjid pesantren untuk putra dan di aula untuk putri,” katanya.
Dia memaparkan dalam proses ujian lisan santri ahir (niha’i), santri mempresentasikan jurnal atau makalah yang dibuat per kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dua sampai tiga santri.
Di hadapan tiga penguji, lanjutnya, santri penyaji harus menjawab pertanyaan penguji dan santri secara terbuka. Materi jurnal atau makalah meliputi persoalan kekinian, baik fiqh, problem remaja, maupun media sosial.
Melatih Mental
Moh Mas’al menjelaskan tujuan ujian lisan ini untuk melatih mental, rasa percaya diri serta meningkatkan literasi santri.
“Kalau santri gemar membaca dan menulis akan meningkatkan kualitas keilmuan dan intelaktual santri. Maka sebelum proses kegiatan ini, mereka harus melakukan proses literasi tersebut,” ungkapnya.
Dia menyampaikan, di antara judul yang di presntasikan santri adalahDampak Budaya K-Pop bagi Santri, Implementasi Metode Pembelajaran B4 Momen Penguatan Akhlak dalam Proses Pembelajaran di Pesantren.
Ada juga judul, Kajian Hukum Top up dalam Islam, Tantangan Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi, dan LGBT Menurut Perspektif Islam dan Sosial.
Dengan judul-judul tersebut, lanjutnya, santri melakukan presentasi makalahnya di depan juri. Mereka harus ‘mempertanggungjawabkan’ apa yang sudah diurai, dijelaskan, sampai dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan.
“Semoga dengan ujian lisan (syafahi) akan melahirkan ulama, intelektial yang mampu memberikan pencerahan pada masyarakat,” harapnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.