PWMU.CO– Ramadhan bulan dahsyat yang berbeda dengan bulan lainnya. Inilah alasan mengapa umat muslim harus menyambut gembira kedatangan bulan ini.
Hal itu disampaikan Dr Sam’un dalam pengajian Ahad pagi PCM Lakarsantri bertempat di MI Muhammadiyah 28 Jl. Bangkingan Surabaya, Ahad (19/3/2023).
”Marhaban itu dari kata rahaba artinya lapang. Jadi Ramadhan datang disambut dengan lapang, gembira, karena bulan istimewa,” kata Ustadz Sam’un yang baru terpilih jadi Ketua PCM Sepanjang Sidoarjo periode 2022-2027.
Ramadhan bulan dahsyat, sambung Ustadz Sam’un, karena di dalamnya turun al-Quran. Turunnya al-Quran juga menjadi sebab diangkatnya seorang rasul di kalangan umat. ”Diangkatnya rasul itu merupakan nikmat yang besar bagi orang mukmin,” katanya sambil mengutip surat Ali Imran: 164.
لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Ustadz Sam’un menjelaskan, al-Quran itu barang ghaib didiktekan oleh malaikat kepada Nabi Muhammad saw sehingga menjadi susunan kalimat.
Kemudian Nabi Muhammad mengajarkan ayat-ayat al-Quran itu kepada para sahabat hingga turun temurun kepada generasi sekarang.
”Tempat Nabi mengajarkan al-Quran di Masjid Nabawi disebut raudhah, artinya taman. Itulah tempat Nabi menanamkan ayat-ayat al-Quran kepada para sahabat sehingga tumbuh menjadi banyak tanaman yang menyebar ke mana-mana,” kata Ustadz Sam’un yang juga Ketua Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah PWM Jatim.
Raudhah ini, tambah dia, menjadi tempat yang diburu para peziarah haji dan umrah ketika mengunjungi Masjid Nabawi karena menjadi tempat yang mulia seperti taman surga. Shalat di tempat itu pahalanya berlipat ganda.
Kekuatan al-Quran itu luar biasa pengaruhnya bagi suatu tempat maupun manusia. Karena al-Quran maka di bulan Ramadhan ada lailatul qadar. ”Satu malam yang kebaikannya melebihi seribu bulan. Semua orangpun memburu satu malam itu,” tuturnya.
Namun dia mengingatkan, sekarang ini setiap pelaksanaan ibadah selalu diikuti bisnis kapitalis. Ramadhan yang semestinya berhemat oleh bisnis kapitalisme malah mendorong orang belanja sebanyaknya produk dia habis.
Haji dan umrah, tambah dia, juga sudah dimasuki kapitalisme menjadi industri pariwisata. Ritual ibadahnya hanya sebentar tapi bisnisnya yang kian dominan.
“Contoh lagi karena Ramadhan maka dapat THR mengucap alhamdulillah dapat rezeki. Namun iso poso sebulan penuh lali ngucap alhamdulillah padahal itu juga rezeki,” tandasnya.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto