PWMU.CO – Bagaimana siswa bangga terhadap sekolah Muhammadiyah jika guru-gurunya tidak bangga terhadap Muhammadiyah? Pertanyaan menggelitik itu disampaikan Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 7 (Mutu) Gondanglegi Malang H Pahri SAg MM di hadapan guru dan karyawan amal usaha Muhammadiyah (AUM) dan amal usaha Aisyiyah (AUA) Ranting Perumahan Pongangan Indah (PPI), Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (14/4).
Dengan pertanyaan itu Pahri ingin mengajak guru dan karyawan AUM dan AUA untuk melakukan introspkesi diri. “Sebab guru dan karyawan itu orang-orang yang berada di garda depan pendidikan Muhammadiyah. Sedangkan pendidikan Muhammadiyah adalah faktor penting agen kemajuan bangsa,” kata Pahri yang juga Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) itu.
(Baca: Ketika Emosi Orangtua-Anak Meledak di Tengah Parent Education)
Menurut Pahri, ada penyakit yang bisa menjangkiti sekolah-sekolah yang sudah besar, yaitu adanya konflik kepentingan. “Itu terjadi karena adanya motif ekonomi yang lebih dominan, yang terangkum dalam pertanyaan, ‘saya dapat apa’,” kata Pahri. Selain itu, tambah Pahri, mandeknya kreatifitas adalah penyakit yang tidak boleh diremehkan. “Oleh karena itu harus punya School Development Plan (SDP),” ucapnya.
Pemikiran Pahri sudah klop dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) PPI. Bertempat di Apple Sun Learning Centre Kota Batu, selama dua hari, Jumat-Sabtu (14-15/4) mereka mengajak guru dan karyawan untuk melakukan refreshing sekaligus pencerahan dalam kegiatan Outbound dan Gathering. Ada 6 AUM dan AUA di PPI yaitu TPQ At Taqwa, TK ABA 36, SD Muhammadiyah Manyar, Play Group Tunas ‘isyiyah, Katering Surya Amanah, dan MTQ At Taqwa.
Ketua Majelis Dikdasmen PRM PPI Ir Hon Jaelani bersyukur bisa berkumpul dengan guru dan karyawan 6 amal usaha itu. “Terima kasih kepada guru dan karyawan yang seharusnya di hari libur berkumpul bersama keluarga tetapi masih mengikhlaskan waktunya untuk Persyarikatan. Kita akan sinergi bersama di sini, maju bersama, belajar bersama, dan evaluasi bersama,” ujarnya sambil menjelaskan bahwa acara seperti ini baru kali pertama kali dilaksanakan.
Berbagai kegiatan dilaksanakan seperti senam bersama, tadabur alam ke Bukit Teletubbies, outbond, rafting, dan kelas motivasi. Yang tak kalah penting adalah rapat terbatas antara PRM, PRA, Kepala AUM dan AUA yang menghasilkan 10 program sinergi.
(Baca juga: Anak-Anak Super Lahir dari Orangtua Hebat: Dari Seminar Parenting Nasyiah Panceng Sambut Musyda ke-13)
Yang menarik, saat penutupan acara ada pembagian doorprize. Dan nama yang keluar kopyokan harus menjawab pertanyaan seputar nama-nama guru dan karyawan semua AUM dan AUA. Misalanya, “Sebutkan minimal 7 nama guru dan karywan selain dari tempat kerja Anda.” Hasilnya, banyak yang gugur karena tidak hafal.
PRM dan PRA PPI termasuk unik. Sebab ketuanya adalah suami istri Hermiyantono-Herumini Rufi’ah. Seperti mengingatkan pada KH Ahmad Dahlan-Siti Walidah dan Haedar Nashir-Siti Noordjanna Dhohantini, yang mempimpin Muhammadiyah-Aisyiyah. (Ria Eka Lestari)