Prosesi Pelantikan PWM-PWA Jatim Diubah Jadi Peneguhan, Ini Alasannya; Liputan Muhammad Syaifudin Zuhri
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Muhammadiyah Wilayah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukodiono MM, menjelaskan perubahan format kegiatan Kajian Ramadhan yang awalnya diisi dengan acara pelantikan PWM-PWA Jawa Timur diubah dengan peneguhan.
“Sebuah kebanggaan bagi saya selaku Ketua PWM Jatim bisa bertemu hadirin semua dalam majelis kajian Ramadhan kali ini, yang di dalamnya akan dilaksanakan prosesi pelantikan. Namun karena dalam Muhammadiyah tidak mengenal tradisi pelantikan, maka ini diganti prosesi peneguhan atau pengukuhan,” kata dr Suko panggilan akrabnya.
Adapun format prosesi peneguhan tersebut, lanjut dr Suko, yakni secara simbolik seluruh pimpinan PWM-PWA serta pimpinan majelis PWM, PWA berfoto bersama dengan pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang hadir, yakni Prof Haedar Natsir (Ketua Umum PP Muhamamdiyah) dan Prof Muhajir Efendi (Ketua PP Muhamamdiyah).
Dalam sambutannya, dr Suko, juga melaporkan bahwa 100 persen Majelis dan lembaha sudah dibentuk dan diberi surat keputusan atas pengesahan susunan personalia. Dia juga melaporkan pelaksanaan musyawarah daerah (Musyda) yang sudah mencapai hampir 90 persen di seluruh kabupaten/kota seluruh provinsi Jawa Timur.
“Dari 38 PDM-PDA di Jatim sebanyak 32 sudah melakukan musyda dan sukses memilih jajaran PDM-PDA di daerah masing-masin. Sisanya 6 daerah musyda insya’allah setelah Idul Fitri,” tegas rektor UM Surabaya ini.
Mereka yang terpilih dalam jajaran PDM-PDA di 32 daerah sengaja diundang dalam kajian ramadhan ini, “Selanjutnya, podium yang disediakan ini bisa dimanfaatkan untuk foto bersama seluruh jajaran PDM-PDA per daerah, ini bisa jadi peneguhan juga,” harap ketua PWM Jatim.
Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu juga menyinggung juga mengapa kajian Ramadhan kali ini mengambil tema Membangkitkan Jihad Ekonomi sesuai amanat Muktamar Muhammadiyah di Makasar dan Solo.
“Kita ingin Jawa Timur bisa menjadi pionner kebangkitan ekonomi Muhammadiyah melalui kajian teoritis aplikatif, yang kemudian bisa diimplementasikan semua PDM di seluruh Jawa Timur,” tutup dr Suko.
Lebih Efisien
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir tidak adanya pelantikan dikarenakan di Muhammadiyah tidak ada tradisi pelantikan. Maka usai muktamar dan resmi menjadi anggota PP, langsung membentuk majelis/lembaga dan menambah anggota PP dan bekerja.
“Nah hari ini Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur seperti itu. Kami juga mengimbau pada wilayah lain dalam hal yang sama, agar bersifat ekonomis. Karena kalau acaranya pelantikan lagi acaranya biasanya besar. Apalagi mengundang PP juga,” ujarnya.
Padahal, lanjutnya, waktu yang lalu PP juga sudah ke PWM di acara Musywarah Wilayah Muhammadiyah. “Kalau pelantikan datang lagi ke wilayah, kalau di Jatim dekat. Tapi kalau ke Papua dan Aceh kan (jauh), maka lebih baik efisien dan uang yang ada dapat digunakan untuk mengembangkan amal usaha yang kecil-kecil di daerah.
“Jadi kami mempraktikkan praktik ekonomi,” katanga disambut tepuk tangan hadirin.
Editor Mohammad Nurfatoni