Baru Kelas VII SMP, Siswa Miosi Ini Bicarakan Ilmuwan Dunia; Liputan Mahyuddin
PWMU.CO – Lomba kultum (kuliah tujuh menit) memeriahkan Semarak Ramadhan 1444 SMP Muhammadiyah 10 Sidoorjo (Miosi). Acara bertema Meneguhkan Iman dalam Kilau Ramadhan, Beraksi dan Berbagi bersama Miosi ini digelar di Mushala Miosi, Kamis (13/4/2023).
Kepala SMP Misoi Moch. Muqhir berharap peserta lomba ini bisa menjadi media belajar berdakwah. “Lomba kultum ini sebagai lahan belajar dan mengasah potensi kalian, manfaatkan sebaik mungkin kesempatan ini,” ujarnya dalam pembukaan acara.
Queenza Safina Azzahra, salah satu peserta dari kelas 7B menyampaikan bahwa penuntut ilmu akan mendapat kemudahan menuju surga. “Penuntut ilmu akan mendapat kemudahan menuju surga, dalam hadits riwayat Muslim Nomor 2699 mempunyai makna, dan barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga,” ujarnya.
Queenza menjelaskan ilmu agama dan dunia saling berkaitan. “Isi al-Quran, sudah banyak dibuktikan secara ilmiah, seperti siang yang tak pernah melewati malam dan sebaliknya.Karena matahari selalu beredar di posisi edarnya dan selalu bergerak setiap detik. Begitu pula perhitungan 1 Ramadhan atau 1 Syawal menggunakan hisab. Jadi kita bisa mengetahui bahkan sampai 10 atau 20 tahun mendatang,” jelasnya.
Siswi Miosi yang tertarik dengan antariksa ini melanjutkan kultumnya tentang cerita Al Khawarizmi sebagai ilmuwan Islam era Daulah Abbasiyah yang menemukan angka nol.
“Angka nol adalah kunci dan dasar dari bilangan biner. Berdasarkan bilangan biner ini akan ditemukan bahasa pemrograman dan algoritma komputer,” ujarnya.
Queenza menyayangkan pengembangan komputer sekarang lebih banyak dikuasai orang di luar Islam. Tapi dia bangga karena ilmuan Muslim Indonesia BJ Habibie menemukan teori tentang beban maksimum tekanan pada badan pesawat.
Aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini memotivasi teman-temannya agar sadar, bangun, dan bangkit untuk bersungguh-sungguh dalam belajar. “Kita harus bisa melebihi Al Khawarizmi dan BJ Habibie untuk mengusai teknologi. Jangan biarkan kita hanya bisa bercerita nostalgia tentang era zaman dulu. Saatnya kita bangkit, menekuni ilmu dunia dan tentu saja ilmu agama,” motivasinya.
Queenza berpesan untuk dirinya dan teman-temannya, ketika berminat pada suatu ilmu, kemudian diniatkan untuk dapat membawa perubahan di lingkungan dan bisa bermanfaat untuk orang-orang, maka waktu belajarnya bisa dinilai ibadah dan hal tersebut bisa memudahkan kita menuju surga. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni