PWMU.CO– Kemajuan ilmu hisab (astronomi) sudah modern, jangankan menentukan 1 Syawal 1444H hari ini, menghitung untuk lima atau 50 tahun mendatang sudah bisa dilakukan sekarang.
Hal itu dikatakan oleh komisioner KPU Kabupaten Kediri Dr Agus Hariyono MPd dalam khotbah Idul Fitri di Lapangan Dusun Tawang Desa Sumberbendo Pare Kediri, Jumat (21/4/2023).
”Ilmu astronomi sudah sedemikian maju, sehingga peristiwa yang sifatnya rutin seperti awal bulan, maupun gerhana matahari yang terjadi kemarin, sudah dapat dihitung dengan akurat dan pasti,” tuturnya.
Warga Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kediri ini mengatakan, walaupun demikian kita tetap mempunyai sikap toleran kepada sebagian masyarakat yang kukuh menggunakan rukyatul hilal. Kemajuan ilmu hisab ini membutuhkan waktu untuk diterima sepenuhnya oleh umat.
Pada bagian lain Agus Hariyono kemudian berkisah dalam hadits tentang orang yang bangkrut. Rasulullah saw bertanya kepada sahabatnya tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?
Para sahabat menjawab, menurut kami orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.
Rasulullah bersabda, sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat tetapi ia selalu mencaci maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Maka pahala kebaikannya pahala shalatnya, pahala puasanya, pahala zakatnya pahala hajinya, dan pahala amal ibadahnya Allah berikan kepada orang yang dulu disakiti dan zalimi dan pahala kebaikan mereka pun habis.
Maka dosa-dosa dari orang yang mereka pernah sakiti tersebut Allah berikan kepada orang yang pernah menyakiti dan menzaliminya. Hingga akhirnya orang yang mencaci orang yang menzalimi orang yang pernah makan harta orang lain dan orang yang membunuh tadi Allah lemparkan ke dalam neraka (hadits riwayat Muslim nomor 4678)
Membaca kisah itu dia berpesan, momentum Idul Fitri ini mari kita saling memaafkan, meminta maaf kepada mereka yang pernah kita sakiti dan memberikan maaf kepada orang yang pernah menyakiti kita.
”Saling memaafkan menjadi penting, karena dosa seseorang yang dilakukan kepada sesama manusia tidak akan diampuni oleh Allah tanpa pemberian maaf dari orang yang pernah disakiti,” tuturnya.
Jika kita pernah berbuat dosa kepada Allah, pernah berbuat kemaksiatan kepada Allah, pernah meninggalkan kewajiban dalam ibadah kita kepada Allah, kalau ada kesadaran untuk mohon ampun kepada Allah dan bertaubat maka insyaallah Allah mengampuni dosa kita.
Tetapi jika kita pernah berbuat zalim, pernah mencaci, pernah memfitnah, pernah melakukan kejahatan yang kita lakukan kepada sesama manusia maka jalan yang terbaik adalah meminta maaf kepada yang bersangkutan dan mengembalikan haknya yang telah kita ambil dan bertaubat kepada Allah.
Penulis Dahlansae Editor Sugeng Purwanto