PWMU.CO – Suasana Gedung Dakwah Muhammadiyah Lamongan, Ahad (30/4/2023), berbeda dari biasanya. Puluhan aktivis Nasyiatul Aisyiyah berkumpul bersama anak-anaknya.
Ada yang bercengkerama dengan sang bayi. Ada juga yang sedang memberikan ASI. Ada juga yang sedang bersenda gurau dengan belahan jiwanya. Suara-suara renyah dan lembut memenuhi gedung lantai dua ini. Walaupun demikian mereka tetap mengikuti acara dengan hikmat.
Hari itu ada kegiatan bertema “Halalbihalal dan Pelatihan Terapi Komplementer”. Hasil kerja sama antara Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan. Tidak kurang 100 kader Nasyiatul Aisyiyah mengikutinya.
Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan Desi Ratnasari SH mengatakan iptek berbasis masyarakat (IBM) merupakan penerapan terapi komplementer untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari pelatihan awam penerapan terapi komplementer untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan ibu hamil dan bayi di wilayah binaan PDNA Lamongan,” ungkapnya dalam pembukaan.
Desi menyampaikan banyak terima kasih kepada tim PKM Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya memberikan ilmunya tentang terapi komplementer. Dia berharap nanti dapat dipraktikkan oleh anggota NA kepada masyarakat sehingga dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi.
“Kegiatan ini sesuai dengan peran NA sebagai organisasi perempuan muda Muhammadiyah yang ramah terhadap perempuan dan anak dengan mengutamakan kesehatan ibu dan peduli pada pertumbuhan anak sehingga dapat mendukung program keluarga muda tangguh NA,” tambah Bendahara Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Lamongan periode 2007-2009 ini.
Setelah mengikuti pelatihan ini, lanjutnya, para ibu NA lebih paham respon ibu hamil dan bayi sebelum dan sesudah diberikan terapi komplementer
Terapi Komplementer Dibutuhkan Masyarakat
Koordinator Acara Pelatihan Nova Elok M. SST MKeb, mengatakan terapi komplementer saat ini menjadi salah satu trend di masyarakat yang dapat dijadikan sebagai penunjang terapi medis atau konvensional.
“Dan saat ini masyarakat mulai beralih ke terapi komplementer karena khawatir adanya efek samping penggunaan terapi medis. Dengan adanya kegiatan ini kami berharap para anggota NA mengenal terapi komplementer yang dapat diterapkan pada ibu hamil dan anak,” ungkapnya.
Terapi komplementer, jelas Nova Elok, banyak memberikan manfaat, selain untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh baik dari fisik maupun psikis. “Masyarakat juga beranggapan terapi komplementer lebih terjangkau. Terapi komplementer relatif aman diberikan kepada ibu hamil dan anak karena terbuat dari bahan alami,” katanya.
Nur Hidayatul Ainiyah, salah satu tim pemateri memaparkan tentang penggunaan bahan herbal pada ibu hamil dan anak. “Beberapa bahan herbal mudah didapatkan dan tersedia di rumah, akan tetapi penggunaan bahan tersebut harus sesuai dengan takaran yang tepat sehingga manfaat dapat dirasakan oleh ibu hamil dan anak untuk mengatasi keluhan selama kehamilan dan penyakit ringan yang sering terjadi pada anak,” jelasnya.
Atik Swandari, melengkapi materi dengan menguraikan tentang teknik pijat pada ibu hamil dan anak . “Pijat dapat diterapkan sehari-hari oleh keluarga atau orang tua anak, karena selain dapat meningkatkan kesehatan juga dapat meningkatkan bounding (ikatan kasih sayang) antara pendamping atau keluarga pada ibu hamil dan orang tua pada anak,” urainya.
Pijatan I Love U
Yang menarik, dalam kegiatan ini peserta juga dibekali trik khusus melakukan pijat pada ibu hamil yaitu dengan memperhatikan usia kehamilan yang harus lebih dari empat bulan.
Posisi ibu hamil harus miring ke kiri atau duduk bersandar kursi dan menggunakan minyak atau lotion yang non-alergenik. Salah satu teknik pijat mengatasi nyeri punggung pada ibu hamil adalah dengan melakukan usapan pada punggung, memberikan sedikit tekanan lembut kedua sisi punggung dengan menggunakan tumit telapak tangan.
Selain itu teknik pijat untuk meningkatkan nafsu makan bayi juga diajarkan yaitu dengan melakukan usapan lembut pada perut bayi dengan pijatan I Love U. Menyaksikan hal ini peserta pelatihan sangat antusias.
Bagi peserta yang membawa bayi praktiknya langsung dengan bayi tidak perangkat boneka untuk contohnya. Ada juga peserta yang lain praktiknya mengikuti dengan pakai boneka. (*)
Kontributor Desi Ratnasari dan Mohamad Su’ud Editor Mohammad Nurfatoni