Terungkap Sejarah Muhammadiyah Sendangagung di Ngaji Bareng, liputan kontributor PWMU.CO Lamongan Gondo Waloyo
PWMU.CO – Ngaji Bareng merupakan kegiatan Ngaji Al-Quran bersama yang digelar rutin setiap bulan menjadi program andalan oleh Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur.
Ngaji Bareng bulan ini dilaksanakan di Mushala Nurul Huda Mejero Sendangagung, Rabu (10/5/2023) yang diikuti sekitar 40 pemuda dan beberapa sesepuh Muhammadiyah Sendangagung. Acara diawali dengan ngaji Quran bareng sebelum kajian agama sebagai acara inti kegiatan ini.
Ketua PRPM Sendangagung Farih Hamdan SPdi menyambut dengan hangat kehadiran sahabat-sahabat pemuda dan beberapa sesepuh Muhammadiyah Sendangagung.
“Acara kali ini menjadi istimewa karena yang hadir banyak sampai tidak muat mushala yang berukuran 7×5 meter ini,” kata pria alumnus MA Al Ishlah 2006 ini.
Guru SMPM 12 Sendangagung ini berharap semoga bisa istiqamah sahabat-sahabat Pemuda Muhammadiyah dalam kegiatan ini dan kita bisa menimba ilmu bareng bareng.
Sejarah Muhammadiyah Sendangagung
Dalam ceramahnya, sesepuh dan tokoh Muhammadiyah Sendangagung H Abdul Ghofar banyak mengungkapkan sejarah Muhammadiyah Sendangagung.
“Muhammadiyah Sendangagung berdiri di penghujung tahun tahun 1964, sementara NU sudah ada sejak 1953,” mengawali cerita.
Sebelumnya masyarakat Islam Sendangagung seluruhnya adalah Masyumi dan memiliki Madrasah Islamiyah sejak 1946 didirikan oleh Kiai Muhtadi, tokoh Masyumi.
“Masyumi ini parpol yang keras melawan komunis (PKI). Umat Islam Sendangagung saat itu masih satu,” tegas ustadz yang kini berusia hampir 80 tahun ini.
Dalam waktu singkat, tepatnya bulan 5 Mei 1965 PRM Sendangagung berdiri dibarengi dengan berdirinya amal usaha pendidikan, maka dimulailah pendirian MIM Sendangagung.
Dia mengajak, dengan sejarah ini semoga pemuda atau kader-kader Muhammadiyah ini tahu sejarah dan lebih semangat menghidupi persyarikatan Muhammadiyah.
Acara Ngaji Bareng diakhiri dengan doa dan penutup, usai acara beberapa pemuda sebenarnya tertarik untuk lebih detail tentang sejarah Muhammadiyah Sendang, namun karena waktu sudah menunjukkan jam 21.45 WIB, maka tidak cukup waktu untuk tanya jawab. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Sugeng Purwanto.