SMPM 12 Paciran Adakan Diseminasi Kurikulum Merdeka. Liputan Gondo Waloyo, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 12 Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur menggelar pengimbasan atau diseminasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini diadakan di Gedung KH Ahmad Dahlan lantai I. Dimulai pukul 08.30 sampai 13.15 WIB, Kamis, (11/5/2023).
Kegiatan diikuti 28 peserta dari berbagai SMP di kecamatan sekitar. Yakni SMPM 8 Laren, SMPM 21 Laren, SMPM 17 Laren, SMPM 20 Solokuro, SMP 45 Karanggeneng, SMPM 29 Paciran, SMPM 25 Pondok Modern Paciran, dan SMP Manarul Qur’an Paciran.
Kepala SMPM 12 Paciran, Aminuddin SPd, mengucapkan terima kasih kepada wakil sekolah yang hadir. Ia juga menjelaskan bahwa SMPM 12 Paciran yang ber-SK 800/0242/413 memiliki tujuan kegiatan pengimbasan ini diperuntukkan bagi sekolah penggerak dan untuk terimbas.
“Acara ini dititikberatkan kepada kegiatan sharing antar sekolah, karena kebanyakan sekolah terimbas sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka (Kurmer),” papar alumnus KMI Gontor tahun 1994 ini.
Acara inti diisi oleh Guru Penggerak, Evi Nur Laila SHum, yang membahas tentang Kurmer secara umum dan Kuswaji ST MPd yang menjelaskan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP). Sementara itu, Mukhlis SPsi, memaparkan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Tanya Jawab dan Sharing
Dalam sesi tanya jawab dan sharing, banyak dari peserta yang tertarik ingin tahu terkait Kurmer, salah satu guru bertanya tentang Kurmer adalah Mulyo Arif.
“30 tahun saya mengajar, tapi saya baru mengenal istilah diferensiasi mengajar,” kata guru asal Bulubrangsi Lamongan ini.
Dia mengaku tertarik adanya mengajar diferensiasi, dan ingin memahami cara belajar anak.
“Bagaimana bila kita menghadapi anak kelas 7 yang belum bisa baca tulis? Dia kategori anak yang mau mendengarkan. Tapi saat ujian, jawaban hasil nyontek temannya, mohon penjabarannya,” pinta Mulyo Arif.
Saat ditanya demikian, Mukhlis menjawab, dalam menghadapi kasus ini, kita perlu menambah waktu belajar untuk anak tersebut.
“Kita juga tidak bisa samakan anak ini dengan yang lain. Penambahan waktu belajar harus dilakukan sebelum jenjang berikutnya. Hal ini kita praktikan di SMPM 12 Paciran,” jelas Guru BP BK SMPM 12 Paciran ini,” ujarnya.
Bu Evi menambahkan, dalam menghadapi anak yang demikian, maka kita perlu bertanya dan mengajak dialog langsung.
“Karena kalau nyontek, maka kemampuan dia menjadi masuk kategori temannya, padahal faktanya belum bisa,” tandas guru penggerak dengan nomer SK 0463/B/GT.00.08/2023 ini.
Rangkaian acara terakhir adalah Pengisian Lembar Kerja (LK) kolaborasi KOSP dan Refleksi. Sebelum pulang, para peserta kegiatan ini melakukan photo bersama dan take video sambil menyerukan motto “Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan”. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni