Sukses Dakwah dengan Rumus 55-35-10; Liputan Muhammad Roissudin
PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah ( PWM) Jawa Timur Dr Muhammad Sholihin memberikan pesan khusus kepada Anggota Majelis Tabligh PWM Jatim dalam penutupan rapat kerja di Sagian Villa Kota Batu, Jawa Timur Ahad (28/5/2023).
Dalam forum itu pria asal Lamongan ini memberikan tips khusus agar dakwah bisa tersampaikan dengan maksimal.
Di antara rumus penting yang dimaksud adalah gestur dan intonasi suara saat menyampaikan materi harus diperhatikan.”Gestur tubuh tidak boleh monoton sedangkan intonasi terkait dengan tinggi rendahnya suara,” ungkap mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.
Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim 2015-2022 ini menambahkan, retorika dakwah penting agar pendengar tidak bosan sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima. “Makanya retorika itu penting sehingga jangan diabaikan. Rumusnya 55-35-10. Maksudnya 55 persen gestur tubuh, 35 persen intonasi, dan 10 konten dakwah,” terangnya.
Lebih lanjut Ia menguraikan rahasia sukses berorganisasi :
- Immitasi: belajar/meniru. Maksudnya para junior harus mau belajar pada senior. Senior itu dibutuhkan inspirasinya. “Kehadiran kader atau anggota PWM harus banyak memberikan inspirasi bagi pimpinan di bawahnya,” ujar Sholihin.
- Identifikasi. Dalam berorganisasi harus bisa mengidentifikasi kelebihannya dibanding yang lain. Setiap kader harus memilki branding yang melekat. Menurutnya, dalam teori marketing branding adalah sesuatu yang melekat padanya.
- Sugesti. Adalah perubahan yang terjadi dari dalam diri kader. Setiap kader harus mampu memberikan aspek perubahan yang dimulai dari dirinya.
- Simpati. Setiap aktivis atau kader harus memilki daya tarik bagi orang lain sehingga mereka bersimpati kepada kita. “Misal publik terkesan dengam empati kita, kepedulian, atau penampilan kita,” katanya.
- Inovasi. Dalam berorganisasi harus melakulan satu pengembagan baru atau tambahan terhadap yang sudah ada.
- Kolaborasi. Yakni saling mengisi, melengkapi, dan menguatkan. “Istilahnya, togather we are strong!” ucap dia.
Sebagai penutup alumnus Program Doktoral Universitas Airlangga Surabaya menegaskan agar Majelis Tabligh selalu melahirkan mubaligh atau tokoh berkualitss dan membawa dampak perubahan bagi orang lain. “Setiap kita harus punya komitmen agar Majelis Tabligh bisa melahirkan mubaligh baru,” ujanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni