Khidmat meski yanpa Toga di Acara Pisah Pasrah KB dan TK Aisyiyah Bungah, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Faidatur Robiah
PWMU.CO – Kelompok Bermain (KB) 8 dan TK Aisyiyah 5 Bungah Gresik Jawa Timur menggelar Pisah Pasrah dan Pentas Seni, Sabtu (24/6/2023).
Kepala TK Aisyiyah 5 Bungah Khumayah SPd menjelaskan acara pelepasan tersebut memang dikonsep berbeda. “Dari awal kami sepakat orangtua tidak perlu dibebankan untuk menyewa toga. Anak-anak cukup memakai seragam sekolah yang ditentukan,” katanya.
Dia menuturkan, masalah pakaian sebenarnya tidak menjadi beban untuk kami, melainkan pada saat prosesi Pisah Pasrah itu kami berusaha agar anak-anak mampu menampilkan yang terbaik.
“Prosesi pengalungan tanda kelulusan berjalan dengan khidmat dan rapi dilanjutkan penampilan lagu persembahan untuk guru dan orangtua. Ada dua lagu yang dinyanyikan yakni Hymne Guru dan Cinta untuk Mama,” ujarnya.
Bu Khum, sapaan akrabnya, merasa senang anak-anak bisa bekerja sama dengan baik, menampilkan penampilan terakhirnya di TK dengan luar biasa keren. “Banyak guru dan orangtua sampai berlinang air mata karena rasa haru,” kenangnya.
Masa Transisi
Bu Khum menjelaskan, jika selepas anak dari jenjang PAUD akan berada pada masa transisi. Masa inilah yang sebaiknya sangat diperhatikan, baik oleh guru maupun para orangtua.
“Di usia PAUD anak-anak belum mengerti apa itu belajar serius sehingga di saat memasuki jenjang SD tidak bisa langsung dibebankan beban belajar yang berat,” tuturnya.
Dia menyampaikan, ada masa transisi di mana anak mulai dikenalkan, dipahamkan dan dibiasakan tentang kebiasaan baru tanpa harus ujug-ujug memaksa anak untuk segera bisa beradaptasi.
Tabiat anak memang lebih senang bermain daripada harus duduk serius untuk belajar. “Nah, kita bisa memanfaatkan hal tersebut untuk membuat pemahaman kepada anak tentang disiplin belajar,” katanya,
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Ini juga harus diimbangi gaya belajar anak sebenarnya lebih dominan ke mana, apakah visual, auditorial atau kinestetik. Jika diketahui gaya belajarnya, kita bisa terapkan kepada anak tanpa harus memaksa.
“Kami berpesan kepada orangtua untuk selalu membimbing anak-anak hingga mencapai kesuksesannya, yugas kami sebagai guru di TK telah usai, berat memang, ada banyak kenangan bersama anak-anak yang telah kami lalui,” katanya.
Namun, lanjutnya, bagaimanapun anak-anak harus menapaki masa depannya. “Terima kasih kepada orangtua, kami pasrahkan kembali anak-anak untuk menggapai masa depan yang cemerlang. Doa kami para guru di TK selalu menyertai,” ucapnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.