Gejala Klinis Hepatitis A, B, C, D dan E
Menurut Prof Maksum, umumnya orang yang terinfeksi virus hepatitis A, B, C, D atau E hanya menunjukkan gejala ringan atau sedang. Namun, setiap galur virus dapat menyebabkan gejala yang lebih parah. Gejala hepatitis A, B dan C antara lain termasuk demam, malaise, kehilangan nafsu makan, diare, mual, urin berwarna gelap dan kulit serta bagian putih mata menguning. Dalam beberapa kasus, virus juga dapat menyebabkan infeksi hati kronis yang nantinya dapat berkembang menjadi sirosis hati atau kanker hati, hingga risiko kematian.
Hepatitis D (HDV) hanya ditemukan pada orang yang sudah terinfeksi hepatitis B (HBV); namun, infeksi ganda HBV dan HDV dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah dan prognosis yang lebih buruk, termasuk percepatan perkembangan menjadi sirosis hati.
Gejala klinis Hepatitis E (HEV) dimulai dengan demam ringan, nafsu makan berkurang, mual dan muntah yang berlangsung selama beberapa hari. Beberapa orang dapat mengalami sakit perut, gatal (tanpa lesi kulit), ruam kulit atau nyeri sendi. Mereka mungkin juga menunjukkan penyakit kuning, dengan urin gelap dan tinja pucat, dan gejala pembesaran hati (hepatomegali), atau gagal hati akut.
Upaya Pencegahan dan Pengobatan Hepatitis
Angka kesakitan dan kematian akibat infeksi virus hepatitis sangat tinggi. Oleh sebab itu diperlukan upaya pencegahan. Saat ini vaksin hepatitis yang aman dan efektif telah tersedia untuk mencegah virus hepatitis B (HBV). Vaksin ini juga dapat mencegah perkembangan virus hepatitis D (HDV) dan jika diberikan saat bayi lahir dapat mengurangi risiko penularan dari ibu ke anak.
Selain itu infeksi hepatitis B kronis dapat diobati dengan senyawa antivirus. Pengobatan dapat memperlambat perkembangan sirosis hati, mengurangi kejadian kanker hati, dan meningkatkan kelangsungan hidup. Vaksin untuk mencegah infeksi hepatitis E (HEV) juga tersedia, walaupun saat ini belum tersedia secara luas.
Hepatitis C (HCV) dapat menyebabkan infeksi akut dan kronis. Beberapa orang dapat sembuh dengan sendirinya, sementara yang lain dapat terjadi komplikasi lebih lanjut, termasuk sirosis atau kanker. Obat antivirus dapat menyembuhkan lebih dari 95 persen orang dengan infeksi hepatitis C, sehingga mengurangi risiko kematian akibat sirosis dan kanker hati.
Sedangkan virus hepatitis A (HAV) merupakan virus hepatitis yang paling umum terjadi di negara-negara yang tingkat sanitasinya kurang baik akibat akses ke sumber air bersih terbatas dan adanya risiko makanan yang terkontaminasi. Vaksin yang aman dan efektif juga tersedia untuk mencegah hepatitis A. Sebagian besar infeksi HAV bersifat ringan, dengan sebagian besar dapat pulih sepenuhnya dan menghasilkan kekebalan tubuh terhadap infeksi virus hepatitis A.
Di samping itu selain program vaksinasi upaya pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, mengonsumsi makanan yang sehat, hindari merokok dan alkohol, serta upaya lainnya guna mencegah penularan virus hepatitis dari ibu ke bayinya. (*)
Penulis Isrotul Sukma Editor Mohammad Nurfatoni