PWMU.CO – Siswa SMA Muhi lolos dan meraih prestasi internasional dengan mengikuti Program American Field Service bersama Bina Antarbudaya selama 3 bulan di Turki.
AFS adalah sebuah organisasi sosial sukarela yang lahir pada saat Perang Dunia I dan didirikan oleh A. Piatt Andrew pada tahun 1915. Adapun siswa yang lolos tersebut adalah Arwa Izdihar Ahmad yang saat ini duduk di kelas XI.
Keberhasilan ini menjadi prestasi internasional yang kedua untuk SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta di tahun 2023. Sebelumnya 2 siswa juga lolos mengikuti Student Exchange ke City College Plymouth, United Kingdom selama 6 bulan.
Program AFS telah menjangkau Indonesia sejak tahun 1956. Ribuan putra putri terbaik Indonesia diberangkatkan ke Amerika Serikat dalam program pertukaran pelajar tersebut.
AFS selama di Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Bina Antarbudaya. Didirikan oleh para alumni AFS, Bina Antarbudaya memiliki lebih dari 20 chapter (kantor perwakilan) di berbagai penjuru Indonesia.
Setiap tahunnya, Bina Antarbudaya memberangkatkan siswa siswi Indonesia untuk mendapat pengalaman belajar akademik dan budaya di negara-negara partner seperti Amerika Serikat, Turki, Jepang, Italia, Jerman, Australia, Norwegia, China, Perancis, Mexico, Argentina, Brazil, dan negara lainnya.
Bina Antarbudaya adalah organisasi pendidikan antarbudaya berbasis relawan, yang memberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan antarbudaya secara global.
Sejak didirikan pada tahun 1985, Bina Antarbudaya telah mengirim lebih dari 4.500 siswa Indonesia dan menerima lebih dari 1.500 siswa asing dari berbagai negara.
Proses Seleksi
Dihubungi PWMU.CO Senin (31/7/2023) Arwa Izdihar Ahmad menjelaskan, sebelumnya telah mengikuti rangkaian seleksi awal sejak Agustus 2022. Yaitu seleksi administrasi, menulis motivasi mengikuti program AFS dan menjawab soal esai.
“Setelah lolos tahap awal maka saya kemudian harus upload lima dokumen. Yaitu surat izin orang tua, surat izin sekolah, dan tiga dokumen surat rekomendasi, yakni dari teman sejawat, guru di sekolah, dan relasi organisasi di sekolah,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, juga disiapkan dokumen lainnya seperti akta kelahiran, sertifikat, piagam, salinan rapor, dan ijazah. Salah satu dokumen prestasi yang menonjol adalah puisi yang pernah masuk sebagai salah satu puisi terbaik versi Ukiyo Store Indonesia tahun 2022.
“Tahapan seleksi terakhir adalah seleksi wawancara dan seleksi dinamika kelompok siswa. Seleksi tahap akhir ini dibutuhkan kemampuan berkomunikasi global dengan Bahasa Inggris. Sejak kelas X saya telah mendapatkan fasilitas pembelajaran bahasa Inggris bersama Teachcast With Oxford yang sangat membantu siswa untuk belajar komunikasi bahasa Inggris,” ungkapnya.
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah bekerjasama dengan ACT Educations Solutions Limited (ACT) International untuk melaksanakan program Global Assessment Certificate (GAC). Program GAC ini membekali siswa dengan kualifikasi masuk 100 perguruan tinggi di dunia.
Internasionalisasih Gerakan Muhammadiyah
Sementara itu Wakil Kepala SMA Muhi Urusan Humas Marini Amalia Octavianti MPd memaparkan, program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan siswa mengikuti kegiatan belajar di luar negeri dengan kondisi yang berbeda dari Indonesia.
“Pada lingkungan yang baru, tentunya siswa akan menghadapi tantangan beradaptasi yang kompleks. Misalnya tantangan dalam berkomunikasi, culture shock, rasa rindu dengan rumah, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
“Seiring perjalanan waktu, siswa akan menemukan wawasan kehidupan secara global. Secara tidak langsung, karakter kemandirian dan berdaya saing secara global dapat di peroleh,” imbuhnya.
Program ini akan berlangsung selama 2,5 bulan dimulai pada 7 September 2023 – 26 November 2023. “Saya merasa senang dan bangga, dapat mewakili Muhi dan Indonesia untuk belajar di Turki. Terima kasih bapak ibu guru SMA Muhi yang selalu mendukung. Dan juga orangtua yang selalu memberikan doa terbaik,” ungkap Arwa dengan ramah.
Kepala SMA Muhi Drs H Herynugroho MPd mengungkapkan, SMA Muhi berkomitmen menjawab tantangan zaman dengan membekali siswa dengan kemampuan yang dibutuhkan menghadapi era industri 4.0.
“Kegiatan ini juga merupakan implementasi program Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah. Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah adalah proyek besar yang bertujuan bukan hanya memperkenalkan tapi juga menempatkan dan menjadikan Muhammadiyah sebagai bagian dari umat islam yang tak terpisahkan di level global. Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah harus dibarengi dengan gerakan internasionalisasi paham pemikiran Muhammadiyah,” paparnya. (*)
Penulis Yusron Ardi Darmawan. Editor Sugiran.