PWMU.CO – Doa ashabul kahfi diucapkan sekelompok pemuda militan pengikut ajaran Allah yang berlindung ke dalam gua.
Mereka dikejar tentara Rumawi karena menolak menyembah berhala. Mereka dituduh subversif dan pemberontak karena tak sesuai dengan kepercayaan penguasa.
Gua ashabul kahfi ada yang menyebut di Yordania. Ada juga yang mengatakan di Turki. Dua wilayah itu di zaman dulu pernah dikuasai Rumawi.
Doa ashabul kahfi tercantum dalam surat al-Kahfi (18): 10
إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Ketika para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami.”
Kitab Lubabun Nuquf fi Asbabin Nuzul tulisan Imam Jalaluddin as-Suyuti menjelaskan sebab turunnya surah al-Kahfi.
Kaum Quraisy mengutus an-Nadhr bin Harts dan Uqbah bin Abu Mu’ith ke pendeta Yahudi di Madinah yang paham kitab dan kenabian. Misinya menanyakan soal kenabian Muhammad, sifat dan pernyataannya.
Pendeta Yahudi itu menyarankan,”Tanyakan kepada Muhammad tiga hal. Kalau dia bisa menjawab berarti dia benar Nabi yang diutus, tapi jika tidak bisa maka hanya orang yang mengaku-aku nabi.
Tiga hal itu adalah pertama, tanyakan sekelompok pemuda di masa dahulu yang pergi dan apa yang terjadi padanya sebab kisah pemuda itu menarik.
Kedua, tentang penjelajah yang menguasai bumi dari timur hingga barat dan apa yang terjadi padanya. Ketiga, apakah ruh itu.
Utusan itu pulang. Kemudian orang Quraisy mendatangi rumah Nabi Muhammad saw untuk menanyakan tiga hal itu. Nabi Muhammad berkata,”Aku akan menjawab hal yang kamu tanyakan itu.”
Nabi Muhammad menunggu wahyu untuk menjawab tiga hal itu namun tak kunjung turun. Sampai hari ke-15 wahyu belum juga turun. Maka heboh orang Mekkah karena Nabi Muhammad tak kunjung memberi jawaban.
Kasak-kusuk gunjingan beredar yang membuat Nabi bersedih. Kemudian turunlah Jibril membawa surat ke-18 al-Kahfi. Isinya kalau berjanji ucapkan insyaallah (ayat 23-24). Lalu menjawab tiga pertanyaan tentang pemuda ashabul kahfi (ayat 9-26), penjelajah Dzulqarnain (ayat 83-101), dan penjelasan tentang ruh (ayat 85).
Kisah Ashabul Kahfi
Ashabul kahfi adalah tujuh pemuda dan seekor anjing bersembunyi dalam gua untuk menguatkan imannya. Mereka tertidur di dalam gua selama 300 tahun syamsiah atau 309 tahun qamariah.
Tujuh pemuda ini pejabat istana Gubernur Daqyanus di bawah penguasa Kaisar Rumawi Gaius Messius Quintus Decius tahun 249-251 M.
Nama tujuh pemuda ashabul kahfi adalah Maximianus, Malchus, Martinianus, Constantinus, Dionysius, Johannes, dan Serapion.
Kemungkinan mereka hidup di daerah Amman Yordania. Pendapat lain di kota Efesus, Izmir, Turki pada zaman Rumawi. Tujuh pemuda ini penganut tauhid. Sementara penguasa penyembah dewa-dewa. Mereka dipaksa menjadi penyembah dewa tapi menolak sehingga terancam ditangkap. Mereka lari bersembunyi dalam gua.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto