PWMU.CO – Seperti main bola, Muhammadiyah belum menerapkan total football tapi masih strategi konvensional.
Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Muhadjir Effendy saat memberikan pengarahan dalam acara Capacity Building Ideopolitor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jawa Timur di Trawas Mojokerto, Sabtu (5/8/2023).
Muhadjir menjelaskan, istilah Ideopolitor pertama kali digagas Profesor Malik Fajar. Nama awalnya Ideopolitor stratak.
”Ideologi, politik, organisasi, strategi, dan taktik disingkat Ideopolitor Stratak,” terang pria yang menjabat Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Menurut dia, Ideopolitor penting dilaksanakan karena banyaknya latar belakang pimpinan Muhammadiyah. Ada yang profesional, wiraswastawan, PNS, pedagang, guru, politisi, dan lain-lain.
”Banyak hal harus diberikan dalam waktu singkat. Oleh karena Ideopolitor sangat penting dilaksanakan,” lanjut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Dia menerangkan, ideologi merupakan suatu pemikiran, cita-cita, tujuan, usaha yang diyakini kebenarannya. Cita-cita yang bisa dicapai, bukan cita-cita tanpa langkah-langkah untuk mencapainya.
Kalau Muhammadiyah yang tercantum di tujuan Muhammadiyah itulah cita-cita Muhammadiyah. “Oleh karena itu di dalam organisasi setelah ada tujuan pasti ada usaha. Usaha itulah langkah untuk mencapai cita-cita,” katanya.
Baca sambungan di halaman 2: Strategi Taktik