Pengantar Doa Dashyat
Dalam narasi Ibn Kathīr, pertobatan massal tersebut membuat kaum desa berduyun-duyun menuju tanah lapang (al-saḥra) dengan membawa serta para anak kecil (atfal), hewan ternak (an‛am wa mawasy), bahkan para ibu dipisah dari anak-anak mereka (farraqu bain al-ummahat wa auladiha), supaya nuansa khidmat dan ketertundukan (tadarru‛) bisa tercipta.
“Kisah pertobatan kaum Nabi Yunus dan sikap iman mereka itulah, yang menyebabkan azab Allah kepada mereka tidak jadi diturunkan, sebagaimana tertuang dalam Surat YUnus ayat 98, bahkan justru Allah memberi sedikit teguran kepada Nabi Yunus, dengan menempatkan Yunus pada ikan besar (paus) selama beberapa hari,” terang Ustaz Nur Hasan.
Dia melanjutkan kisahnya. Di dalam perut ikan, Nabi Yunus merapalkan :
لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”
Dzikir tersebut terus dirapalkan oleh Nabi Yunus, hingga Allah mengabulkan doa-doa Nabi Yunus, dan menyelamatkannya dari duka durjana. Allah berfirman “Kami lalu mengabulkan (doa)-nya (Nabi Yunus) dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin.” (Surat al-Anbiya: 88).
Ustaz Nur Hasan menegaskan, “Inilah sebuah penghantar doa, yang mengajarkan tentang tauhid, bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Sebuah dzikir yang bukan semata menjernihkan diri ini dari hal yang merusak keimanan, namun juga menghiasinya dengan tasbīḥ (penyucian) dan pengakuan diri atas keterbatasan, sebuah posisi seorang hamba yang dengan kesadaran diri mengakui atas kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan.”
Menurutnya, dengan mengikuti tips dari Nabi Yunus, gundah-gulana dan keresahan yang kita rasakan bisa menjadi sirna, bahkan doa-doa yang kita panjatkan juga mudah dikabulkan oleh Allah. Terdapat penegasan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW
عَنْ سَعْدٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الحُوتِ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ، فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ
“Dari Sa’d berkata, Rasulullah bersabda: Doa Dzun Nūn (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: “La ilaha illa Anta, Subḥanaka inni kuntu min al-zalimin”. Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah, melainkan Allah kabulkan baginya.”
Ustaz Nur Hasan menegaskan, hadits tersebut ada di dalam riwayat al-Turmuzi No. 3505, al-NasaiNo. 10492, Ahmad bin Hanbal No. 1462 dan beberapa kitab hadis lain. Semoga kita bisa meniru tips Nabi Yunus ini, dengan menjadikan dzikir tersebut sebagai pendamping atas doa-doa yang kita panjatkan. (*)
Penulis Mohammad Ikhwanuddin dan Atika Agustina Tarik Editor Mohammad Nurfatoni