PWMU.CO – Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orangtua menjadi tema khutbah Jumat SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Gresik Jawa Timur di Masjid Ad-Dakwah, Jumat ( 11/8/23).
Dalam khutbahnya, Alim Muzakki mengatakan Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk tidak beribadah kecuali kepada-Nya serta berbuat baik kepada kedua orangtua.
“Berbuat baik kepada kedua orangtua adalah dengan berbakti kepada keduanya dan memuliakan keduanya. Begitu tinggi kemuliaan orangtua dalam Islam hingga sahabat Ibnu ‘Abbas radliyallallahu ‘anhuma berkata, jangan engkau kibaskan pakaianmu, sehingga kedua orangtuamu terkena debunya,” katanya.
Dia menuturkan, disunnahkan menaati kedua orangtua dalam segala hal kecuali dalam perbuatan maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala. Bahkan taat dalam perkara-perkara yang makruh sekalipun juga dianjurkan dan diperintahkan.
Dia menguraikan jika salah satu dari kedua orangtua memerintah anaknya untuk melakukan perkara yang mubah atau meninggalkannya, disunnahkan bagi anak untuk menaatinya dalam hal tersebut.
“Namun, jika hati bapak atau ibu menjadi sedih dan sangat terpukul jika anak menyalahi keduanya dalam hal itu, maka pada saat itulah menjadi wajib baginya untuk menaati keduanya dalam perkara mubah tersebut,” kata siswa kelas XII IPS ini.
Keutamaan Berbakti
Dia menjelaskan mengenai keutamaan berbakti kepada orangtua. Di antaranya adalah sabda Rasulullah, Orang yang paling agung haknya terhadap seorang perempuan adalah suaminya dan orang yang paling agung haknya terhadap seorang laki-laki adalah ibunya.
Suatu ketika, salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, Aku bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah orang yang hendaknya aku (dahulukan untuk) berbakti kepadanya? Nabi menjawab: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa? Nabi menjawab, “Ibumu.” Aku bertanya lagi, Kemudian siapa? Nabi menjawab, “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa? Nabi menjawab, “Ayahmu, kemudian kerabat terdekat, lalu yang terdekat setelahnya,” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Muzakki menjelaskan ibu didahulukan atas bapak dalam hal berbakti kepadanya. Hal itu dikarenakan keletihan dan kelelahannya dalam merawat anak dengan penuh kasih sayang serta berbagai kesulitan yang dilaluinya.
“Seperti saat mengandung, rasa sakit saat melahirkan, rasa letih saat menyusui dan rasa lelah saat mengurus dan merawat anak hingga sering kali tidak tidur di malam hari,” ucapnya.
Suatu ketika sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma melihat seorang laki-laki menggendong ibunya di punggungnya thawaf mengelilingi Ka’bah.
Laki-laki itu lalu bertanya kepada Ibnu ‘Umar, Wahai Ibnu ‘Umar, apakah Anda menilai aku telah memenuhi hak ibuku? Ibnu ‘Umar menjawab, Belum, bahkan sama sekali tidak sebanding dengan satu di antara sekian kali rasa sakit yang dialaminya saat melahirkan, akan tetapi engkau telah berbuat baik kepadanya, dan mudah-mudahan Allah membalasmu atas kebaikan yang sedikit ini dengan balasan yang banyak,” katanya.
Semoga, harapnya, kita bisa menjadi anak yang berbakti kepada orangtua sebab pahalanya sangat agung.
“Balasan dari setiap dosa akan Allah tangguhkan sesuai dengan kehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali durhaka kepada kedua orangtua, sesungguhnya Allah akan mempercepat siksaan bagi pelakunya,” harapnya.
Termasuk, tekannya, berbakti kepada kedua orangtua adalah berbakti kepada orang yang dicintai oleh bapak atau ibu setelah keduanya meninggal, dengan cara mengunjungi mereka dan berbuat baik kepada mereka,” tandasnya. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.
Discussion about this post