PWMU.CO – Ada kostum dari koran dan kresek di Semarak HUT Ke-78 RI dan Milad Ke-6 SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi) Jawa Timur.
Semarak Agustusan dan Milad Miosi dengan tema Berjuang Tak Kenal Lelah, Menuju Indonesia Maju dan Miosi Hebat digelar Senin-Jumat (14-18/8/2023).
Puncak semarak Agustusan dan Milad Ke-6 Miosi dilaksanakan Jumat (18/8/23) dengan acara jalan sehat, karnaval, pengundian kupon, dan penampilan masing-masing kelas.
Seksi Acara Semarak Agustusan dan Milad Miosi Ayu Nurul Fatimah menyampaikan, karnaval diikuti oleh semua guru, karyawan, dan siswa Miosi. Peserta karnaval diminta memakai kostum terunik.
“Semua peserta diminta memakai kostum terunik dengan beberapa syarat. Syaratnya tidak boleh menyewa, tidak boleh memakai kostum yang melanggar syariat Islam, kostum sebisa mungkin dari kreasi bahan daur ulang,” ujarnya.
Kreatif dan Percaya Diri
Peserta karnaval, lanjutnya, memakai baju beraneka ragam. Ada yang memakai baju pahlawan serta membawa bendera merah putih. Ada yang menggunakan baju berbahan kresek merah dan putih. Ada kostum astronot dengan bendera merah putih. Ada icon KH Ahmad Dahlan serta kostum unik lainnya.
Salah satu siswa kelas VII-C Miosi Fatisha Altafi Mahya mengungkapkan kesannya usai mengikuti Agustusan dan Milad Miosi.
“Kesan saya terkait kegiatan karnaval dengan memakai baju unik yaitu membelajarkan kita kreatif dan belajar percaya diri. Yaitu dengan menunjukkan hasil kreasi kita ke depan masyarakat umum,” ungkapnya.
“Kegiatannya juga seru, asyik dan tentunya bermanfaat. Saya membuat baju unik dari kreasi kresek. Kurang lebih membutuhkan dua hari untuk menyelesaikan baju unik,” paparnya.
Usai karnaval dan jalan sehat, kegiatan dilanjutkan dengan pengundian kupon dengan berbagai hadiah menarik. Serta ada penampilan dari perwakilan kelas.
“Ada yang menampilkan lagu Gebyar-Gebyar ciptannya Gombloh, musikalisasi puisi Taufiq Ismail dengan judul Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini, lagu Bendera ciptaan Eross Candra, serta musikalisasi puisi Gugur karya WS Rendra,” jelasnya.
Pupuk Rasa Nasionalisme
Selain karnaval dan jalan sehat, ada beberapa kegiatan lain di hari sebelumnya. Yaitu upacara kemerdekaan, lomba estafet batu bata dan lomba ular balon.
“Ada juga lomba balap makan roti, lomba balap air, lomba balap sarung, lomba makan kerupuk, lomba tebak gaya, memasukan paku dalam botol, dan lomba balap sumpit,”
Ketua Pelaksana Semarak Agustusan dan Milad Miosi Granodio Daegal W berharap sepekan ini bisa menjadi momentum memupuk rasa nasionalisme guru, karyawan, dan siswa Miosi.
“Memanfaatkan momen Agustusan untuk mengingatkan kembali jasa para pendahulu bangsa. Mereka rela berkorban jiwa dan raganya untuk bangsa ini. Jadi kedepannya seluruh warga Miosi tak boleh kata menyerah,” tegasnya.
“Acara agustusan ini juga dikombinasikan dengan Milad Ke-6 Miosi setelah berdirinya tahun 2017. Sekaligus ini bisa menjadi penyemangat untuk memajukan Miosi yang lebih hebat,” harapnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Sugiran.