Diksuspala sebagai Investasi Sumber Daya Manusia

Ketua Majelis Dikdasmen-PNF PWM Jatim saat memberi sambutan dalam Diksuspala 2023 Batch 2 di Trawas, Sabtu (19/8/2023) (A Fazrien Aziz/PWMU.CO)

PWMU.CO – Diksuspala sebagai investasi sumber daya manusia (SDM) disampaikan oleh Ketua Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Non-Formal (Dikdasmen-PNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) Dr Kozin MSi.

Dia mennyampaikan hal itu dalam pembukaan Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) Batch 2 tahun 2023 yang digelar di Arayanna Hotel and Resorts Trawas, Pasuruan, Sabtu (19/8/2023). 

Sebanyak 120 peserta dari sekolah dan madrasah Muhammadiyah di Jawa Timur mengikutinya. Dengan rincian 59 peserta dari SD/MI, 30 dari SMP/MTs, 15 dari SMA, dan 16 dari SMK. Acara akan berlangsung sampai Rabu (23/8/2023).

Acara dipandu oleh Laily Rahmi SPd dari SMP Muhammadiyah 4 Surabaya. Sesi pembukaan diawali dengan pembacaan al-Qur’an oleh Ahmad Afwan Yazid MPd dari SD Muhammadiyah 4 Malang dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Sang Surya.

Baca sambungan di halaman 2: Investasi SDM

Suasana pembukaan Diksuspala 2023 Batch 2 yang diikuti oleh 120 peserta dari berbagai sekolah Muhammadiyah Jatim (A Fazrien Aziz/PWMU.CO)

Investasi SDM

Selanjutnya Khozin memberikan sambutan dengan menyampaikan bahwa Diksuspala ini harus dipandang sebagai investasi sumber daya manusia (SDM).

Tujuannya nanti dapat memberi kontribusi untuk penguatan kelembagaan, terutama sekolah dan madrasah Muhammadiyah di Jawa Timur.

“Peserta juga harus memandang kegiatan ini sebagai investasi. Kemudian, perlu menginvestasikan pengetahuan dan keterampilan manajerialnya,” ujar Khozin.

Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menekankan kepada seluruh peserta untuk mengikuti rangkaian kegiatan dengan serius dan menyeluruh. Dia berharap peserta meniatkan menggali pengetahuan dalam setiap mata acara sehingga bisa membuat perubahan yang lebih baik bagi lembaga masing-masing.

If we don’t learn, we’ll never change and we will die. Jika kita tidak belajar, kita tidak akan berubah (lebih baik) dan akan mati. Kutipan ini patut kita cermati agar tidak menyia-nyiakan kesempatan menggali dan membagi ilmu di Diksuspala ini,” ungkap Dekan FAI UMM ini.

Bagi Khozin, kutipan tersebut harus dicermati oleh seluruh sekolah. Baik sekolah besar maupun yang masih berkembang. Sekolah besar harus tetap belajar dan tidak terlena dengan kebesaran sekolahnya.

“Yang merasa sekolah kecil pun harus lebih serius agar tidak semakin terpuruk,” tekan Khozin.

Berdasarkan data terakhir, banyak sekolah di Jawa Timur yang semakin menurun, tidak diminati masyarakat, bahkan akhirnya gulung tikar. Jangan sampai, lanjut Khozin, ada sekolah atau madrasah Muhammadiyah yang demikian.(*)

Penulis Abizar Purnama Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version