PWMU.CO – Penampilan Angklung SD Musix memantik kenangan almarhum Kepala SMPM 4 Gadung Surabaya. Hal ini disampaikan salah satu peserta yang menghadiri Rapat Kerja (Raker) 1 Majelis Tabligh Pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Tim angklung SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya menyemarakkan pembukaan Raker tersebut. Ketika tim SD Musix hadir di Aula KH Mas Mansyur Gedung PWM Jatim, Orkestra SMA Muhammadiyah X Genteng Surabaya sedang berada di panggung untuk mengibur para peserta.
Dengan beragam alat musik, beberapa lagu telah mereka suguhkan, Sabtu (19/08/2023). Mereka kemudian ikut menyimak penampilan siswa SD Musix dari posisi duduknya di atas panggung.
Tepuk tangan meriah 150 peserta Raker pun mengiringi tim parade angklung yang berbaris di depan panggung. Mereka kompak mengenakan kostum serba hitam dan aksesoris bulu ayam berwarna merah-putih di kepala.
Musik instrumen pembuka mengawali penampilan mereka. Setelah itu, mereka menampilkan lagu Profil Pelajar Pancasila. Tepuk tangan peserta tak henti-hentinya, terlebih saat tampilan anak-anak ini diwarnai dengan koreo yang apik. Karena keterbatasan waktu, mereka menampilkan satu lagu walaupun ada banyak lagu yang mereka siapkan.
Pembina ekstrakurikuler angklung SD Musix Syamsul Hadi mengungkap alasan pihaknya sengaja memilih Lagu Pofil Pelajar Pancasila diaransemen Eka Gustiwana dan dipopulerkan Kikan Namara, mantan personel Band Cokelat. “Untuk menumbuhkan jiwa anak-anak kami berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” terangnya.
Selanjutnya, dia juga menjelaskan, lirik Pelajar Pancasila mengajak setiap pelajar untuk memaknai kembali nilai-nilai yang terkandung dari sila-sila Pancasila dan mengamalkannya. “Di samping itu, pelajar juga diajak untuk mampu mengendalikan emosi, sekaligus mengupayakan toleransi di tengah keberagaman budaya,” katanya.
Memantik Kenangan
Apresiasi langsung datang dari salah satu peserta. “Luar biasa tampilan parade angklung anak-anak ini! Saya merasa sangat terkesan,” kata Sholeh Ridho MHI MPdI, peserta dari Kota Probolinggo.
Dia juga bercerita pernah mengajar di SMP Muhammadiyah 4 yang berada satu kompleks dengan SD Musix. Pada tahun 1985, dia pindah ke Probolinggo menjadi pegawai Kementrian Agama sampai pensiun. “Pada waktu itu, yang menjadi kepala sekolah bapak Syaiful Halim,” kenangnya.
Basirun, kontributor PWMU.CO yang menjadi guru di SD Musix, menginfokan sang mantan kepala sekolah sudah meninggal dunia sekitar lima tahun yang lalu. Usai mengucap kalimat istirja, dia lanjut mengenang dengan terkejut, “Sejak saya pindah ke Probolinggo belum pernah kontak sama almarhum.”
Penampilan tim Angklung SD Musix ini seolah mengingatkannya pada kenangan 38 tahun silam ketika mengajar di Surabaya. (*)
Penulis Basirun Editor Mohammad Nurfatoni/SN