PWMU.CO – Manhaj Aisyah, keteladanan istri Rasulullah dibahas dalam Pengajian Al-Nadwah Al-Arabiyyah VI yang berfokus mengaji Islam, perempuan, dan peradaban. Dr Nahlah Shabry Elsiedy, Dekan Fakultas Studi Islam Universitas al-Azhar Mesir menjadi narasumbernya.
Pengajian ini berlangsung daring melalui Zoom sehingga bisa diikuti seluruh Muslim, warga Muhammadiyah dan Aisyiyah dari seluruh Indonesia, bahkan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dari berbagai penjuru dunia. Pengajian dimulai tepat pukul 20.00 WIB atau jam 4 sore Waktu Mesir.
Nahla menjelaskan dalam Bahasa Arab. Dalam prosesnya, A’yunina Mahanani, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menjadi moderator sekaligus penerjemah.
Bukan hanya sebagai istri Rasulullah, Nahla mengungkap, Aisyah juga punya peran luar biasa dan penting dalam mencerahkan umat. Aisyah bahkan menjadi guru dari para sahabat laki-laki dalam mempelajari Islam. Aisyah menguasai berbagai macam keislaman. “Memliki kemampuan berbicara yang sangat jelas dan cerdas,” ungkapnya.
Adapun akhlak Aisyah yang perlu Muslimah teladani ialah punya sifat malu. “Rasulullah dimakamkan di kamarnya dengan Abu Bakar. Di kamar itu Aisyah tidak menggunakan pakaian lengkap karena tahu mereka mahram. Namun ia tidak lagi sembarangan membuka pakaian di kamarnya karena ada yang bukan mahram dan dikuburkan di sana setelahnya yaitu Umar,” jelasnya.
Dari sinilah tampak sosok Aisyah memiliki rasa malu, bahkan kepada orang yang sudah meninggal.
Sabar dan Zuhud
Kesabaran Aisyah juga terungkap di pengajian rutin dua pekanan itu. “Aisyah mendapat ujian luar biasa. Dia pernah difitnah zina dengan seorang sahabat sampai Allah SWT menurunkan ayat-Nya hingga Aisyah terbebas dari fitnah tersebut. Aisyah memang tidak melakukan yang dituduhkan,” terangnya.
Dari hal ini, Nahla mengajak peserta untuk memetik hikmahnya. “Ketika menghadapi persoalan hidup, kembalilah pada al-Quran! Ketika diuji fitnah, Allah selalu mengatakan, sesungguhnya kesabaran itu indah dan hanya kepada Allah meminta pertolongan.
Selain itu, sambung Nahla, Aisyah sosok yang zuhud, tidak terpengaruh dunia. “Dia dermawan, suka menolong orang lain,” tambahnya.
Banyak hal yang bisa diteladani dari sosok Aisyah. Kata Nahla, istri Rasulullah ini tidak pernah menyepelekan amalan kecil. “Beliau konsisten melakukan amalan kecil sebagaimana diajarkan Rasul,” ungkapnya di hadapan 90 jamaah malam itu.
Nahla lantas mengingatkan, “Kita punya keterbatasan sehingga tidak harus selalu melakukan amalan besar. Boleh melakukan amalan kecil asal melakukannya dengan baik.”
Aisyah juga memiliki keutamaan dalam akhlak dan ilmu. Kata seorang sahabat senior, “Jika kami menghadapi persoalan yang tidak dapat kami pecahkan, kami mendatangi Aisyah. Pasti kami mendapat solusi dari persoalan kami.”
Baca sambungan di halaman 2: Manhaj Aisyah