Ekstraksi Kupang
Andhin Alfianti Yunida menjelaskan ada empat tahap dalam proses pembuatam MSG organik hasil karyanya. “Proses pertama yakni ekstraksi daging kupang dengan cara dipanaskan dengan air. Dilanjutkan dengan proses ekstraksi monosodium glutamat pada rumput laut,” ulasnya.
Dia menambahkan, rumput laut dikeringkan terlebih dahulu dengan oven pada suhu 60℃ selama 2 jam atau dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Rumput laut kering lalu dihancurkan menggunakan blender hingga halus, diayak sampai menghasilkan ukuran partikel sebesar 60 mesh. Dilanjutkan proses ketiga yakni kristalisasi ekstrak daging kupang dan rumput laut.
“Terakhir dilakukan proses pengeringan adonan. Adonan yang sudah jadi bubuk ditimbang dan dimasukkan pada packaging sachet, lalu seal hingga tertutup rapat,” terangnya..
Ia berharap MSG organik yang dibuat bermanfaat dan dapat diproduksi lebih banyak mengingat pentingnya kandungan tinggi protein dan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, dan aman untuk semua kalangan usia. Tidak seperti MSG instan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan seperti kerusakan sel saraf, asma, obesitas dan kegemukan, sakit kepala dan hipertensi, kerusakan sel, serta kerusakan ginjal dan depresi.
Wakakur Smamda Alful Musrifah MPd sangat bangga dengan prestasi yang dicapai oleh tim KIR. “Mereka telah berjuang luar biasa dan ulet dalam mengembangkan solusi nyata dengan membuat MSG organik dengan memanfaatkan kearifan lokal yang ada didaerah Sidoarjo,” ujarnya
Dia berharap pencapaian ini dapat menginspirasi siswa lainnya untuk berkontribusi pada perubahan positif dan Smamda akan lebih banyak mencetak ilmuwan-ilmuwan Islam yang berkarakter.
“Smamda memberikan dukungan dalam hal pendanaan untuk pelaksanaan penelitian. Ini memungkinkan tim untuk mengumpulkan data, melakukan eksperimen, serta fasilitas labolatorium yang lengkap,” katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni