PWMU.CO – Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mengatakan, Buya Syafii adalah ulama lintas generasi. Menurutnya, Buya Syafii paham betul tentang perkembangan sejarah, politik, dan keislaman di negeri ini.
Menurutnya, karya-karya Buya Syafii—nama popular Achmad Syafii Maarif—adalah warisan yang ternilai harganya untuk dipelajari anak-anak bangsa. Menjelang wafatnya, Buya Syafii berharap agar NU dan Muhammadiyah bisa menjadi representasi wajah Islam yang ramah, toleran, damai, mengayomi, dan berwatak inklusif.
Nasaruddin Umar menyampaikan pernyataannya itu dalam forum Bincang Kearifan dalam Bineka Fest yang berlangsung di Posbloc Jakarta,Jalan Pos No.2, Pasar Baru Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2023). Acara digelar untuk mengenang setahun wafatnya Buya Syafii sekaligus menyemarakkan dua dekade Maarif Institute.
“Masyarakat pluralis tidak hanya sebatas mengakui dan menerima kenyataan kemajemukan masyarakat, tetapi pluralisme harus dipahami sebagai suatu ikatan dan pertalian sejati sebagaimana disimbolkan dalam Bineka Tunggal Ika (bercerai-berai tetapi tetap satu). Pemikiran plural juga harus disertai dengan sikap yang tulus menerima kenyataan kemajemukan itu sebagai hikmah yang positif,” jelasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Berharap Lahir Buya Syafii Baru