Sang ‘Guru’ Berteriak Gembira
Saat dia mendapat kabar dari Dian soal pemuatan opini itu, Selasa (4/9/2023) siang, Fatoni ikut bersyukur dan berbahagia. Bahkan diekspresikan dengan berteriak keras. Dia sangat senang opini ‘muridnya’ bisa menembus media ternama dengan opini yang menjadi rujukan itu.
Menurutnya, meski di luar dugaan, tetapi sebenarnya dia punya feeling kalua naskah Dian akan dimuat. Sebab, sampai sepekan, Dian belum mendapat surat ‘cinta’ dari Kompas.Id. Tradisi di Kompas, artikel yang tidak dimuat akan mendapat balasan dari redaksi dengan memberi catatan agar ada perbaikan ke depan.
Selain itu, Fatoni menganggap tulisan Dian sudah sesuai dengan selera Kompas. Apalagi sang penulis sebagai guru punya kompetensi untuk menulis judul itu. “Di Kompas itu kalau gak punya kompetensi di bidangnya, maka tidak akan dimuat, meski tulisannya bagus. Karena di Kompas, opini harus mendalam dan itu hanya dimiliki oleh yang punya kompetensi,” kata penulis buku Tuhan yang Terpenjara itu.
Atas keberhasilan ‘muridnya’ itu lulusan S1 Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Surabaya menulis ucapan di grup, setelah sebelumnya memberi ucapan pada Dian via telepon. “Sekali lagi selamat atas opini pertama langsung nembus Kompas, koran dengan seleksi artikel terketat dan bergengsi. Untuk membacanya saja harus berlangganan,” ungkapnya.
Ayah lima anak dan kakek dua cucu ini lalu memberikan pesan bahwa keberhasilan ini membuktikan kompetensi guru tak kalah dengan menteri, memperoleh peluang sama menulis di Kompas. “Jadi bagi ibu bapak guru yang lain. Ayo memulai sekarang juga,” tuturnya.
Sementara itu Dian berharap tulisannya dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk berbagi pemikiran dan pengalaman mereka melalui tulisan. “Setiap orang memiliki cerita dan pandangan yang berharga, dan menulis adalah cara yang luar biasa untuk berkontribusi,” imbuhnya.
Lulusan Universitas Negeri Surabaya itu menambahkan, dengan berbagi ide dan gagasan diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap pembaca. “Terima kasih yang tulus kepada Pak Fatoni atas dukungan selama proses menulis opini,” ujarnya. (*)
Penulis Naimul Hajar Editor Mohammad Nurfatoni