PWMU.CO – Setelah melalui proses seleksi dan visitasi, unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing Universitas Muhammadiyah Malang (BIPA UMM) akhirnya dipercaya oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia menjalankan program the 12th Promotion to Indonesian Language and Culture for Foreign Diplomats.
”UMM ditunjuk oleh Kemenlu RI sebagai lembaga pengajaran bahasa dan budaya Indonesia bagi 12 calon diplomat dari lima benua,” terang Kepala BIPA UMM Dr Arif Budi Wurianto, Sabtu (10/6).
(Baca: UMM, Universitasnya Menteri-Menteri dan Wanita Singapura Ini Raih Gelar Doktor Tercepat di UMM)
Pemilihan UMM sebagai penerima mandat dinilai Arif Budi sangat objektif. ”Selain ketersediaan sarana dan prasarana yang baik, UMM juga memiliki kecakapan dalam mengelola jejaring. Sehingga UMM seringkali dipercaya menjadi tuan rumah dalam sejumlah event internasional,” Arif memaparkan alasan terpilihnya UMM.
Program dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemenlu RI ini direncanakan berlangsung pada bulan Juli 2017, hingga Agustus 2017 mendatang. ”Selama rentang waktu tersebut, para calon diplomat akan belajar bahasa Indonesia tingkat dasar dan budaya Indonesia,” paparnya.
Adapun program budaya meliputi outing class yakni pengenalan alam dan budaya di Jawa Timur pada umumnya dan Malang pada khususnya. ”Mereka akan belajar tentang topeng Malangan, membatik, juga karawitan yang akan didukung oleh Lembaga Kebudayaan UMM. Saya kira ini tantangan berat bagi kita, karena hanya dalam satu bulan kita mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia kepada mereka,” jelasnya.
(Baca juga: 6 Unmuh Masuk 22 Kampus Unggul di Jatim: UMM Juara Pertama sejak 10 Tahun Lalu)
Sebelumnya, program ini hanya terfokus di Jakarta dan di Yogyakarta saja. ”Untuk pertama kalinya, setelah dua belas tahun, kegiatan diselenggarakan di Jawa Timur khususnya UMM,” ungkap Arif.
Program ini, sebut Arif memiliki nilai tambah bagi UMM. Terutama bagi akreditasi atau akuntabilitas masyarakat, khususnya pemerintah. ”Capaian tersebut sekaligus melengkapi daftar program kerjasama BIPA dengan kementerian lain, di antaranya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan lewat program Darmasiswa, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia melalui Kerjasama Negara Berkembang (KNB), dan terakhir dari Kemenlu melalui program tersebut,” tandasnya.(hum/aan)