Supplier Pemikiran
Satu hal yang dia pesankan, setelah mengabdi kepada publik dengan keliling Indonesia, saran beliau satu: bersegeralah menjadi supplier pemikiran bagi umat.
Mendengar itu saya hanya berkata dalam hati, “Amin, ya Allah, mudahkanlah.”
Setelah mengaminkan pesan penting itu, memori saya langsung kembali pada tulisannya soal pengembangan zakat ternak. Begitu mungkin yang dia harapkan, bagaimana kita bisa memberi masukan-masukan penting untuk kemajuan umat pada bidang yang kita tekuni.
Menjelang matahari terbenam, Ustadz M. Anwar Djaealani mengirimkan artikelnya tentang resensi buku baru, Agar Terang Melihat Sekitar karya Tohir Bawazir (TB). Ia adalah praktisi penerbitan, Al-Kautsar.
Dalam buku itu, sang penulis, yaitu TB ketika muda bertemu tokoh senior yang belakangan jadi pahlawan bangsa. Dalam pertemuan singkat itu sang tokoh juga memberikan pesan jelas.
“Gus Baha mengatakan, kekuatan terbesar dalam hidup ini adalah kata-kata.”
“Kamu ini anak-anak muda jangan cuma bisa kumpul sana kumpul sini, tapi harus rajin membaca buku. Kalian harus menjadi pecinta buku. Kurangi kegiatan yang tidak bermanfaat.”
Pemuda yang mendengar nasihat itu, kini ternyata telah 30 tahun bergelut di dunia penerbitan buku. Ia bersyukur mendengar kata-kata dari sosok yang ternyata AR Baswedan itu telah menjadikan dirinya pribadi penuh manfaat.
Ustadz Anwar Djaelani pun menukil pikiran TB yang tertuang dalam buku itu.
“Jangan-jangan saya jadi penerbit buku ini atas doa dan harapan … (dari) Pak AR Baswedan”.
Lalu, dosen Akademi Dakwah Indonesia Jawa Timur itu memberikan komentar; “Sungguh, kata-kata yang terkesan biasa ternyata menjadi doa yang luar biasa. Jadi, “Jangan remehkan kata-kata” (h 139-140).”
Kekuatan Kata-Kata
Saya tidak berharap, tetapi saya yakin, semoga kata-kata Prof Amin Suma itu juga menjadi sebuah kenyataan pada akhirnya dalam hidup ini.
Kenapa saya gunakan diksi “yakin” karena saat para tukang sihir Firaun melihat kebenaran pada mukjizat Nabi Musa yang melenyapkan ular-ular kecil mereka, seketika mereka sujud dan mendeklarasikan diri, bahwa mereka beriman kepada Tuhan Semesta Alam, Tuhan Musa dan Harun.
Dan, ketika Fir’aun mengancam, bahwa siapa mengikuti Tuhan Nabi Musa segera akan dipotong tangan dan kakinya secara bersilang kemudian disalib.
Mereka yang tercerahkan itu kemudian melantunkan doa. “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepadamu).” (al-A’raf: 126).
Kalau kita bisa bayangkan, bagaimana tukang sihir yang awalnya takut sama Firaun kemudian berubah menjadi takut hanya kepada Allah, itu hal yang sangat luar biasa. Harapan mereka pun kembali tulus kepada Allah, indikasinya melalui kata-kata mereka sendiri.
Jadi, kata-kata, lebih-lebih yang terangkai menjadi doa, insha Allah akan mengundang kekuatan Allah SWT.
Ilmu hari ini, jangan remehkan kata-kata. Gus Baha mengatakan, kekuatan terbesar dalam hidup ini adalah kata-kata. Subhanallah. Semoga kata “amin” yang kuucapkan atas saran Prof Dr Amin Suma, pada akhirnya menjadi kenyataan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post