![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2023/09/Screen-Shot-2023-09-09-at-19.34.11.png?resize=1000%2C543&ssl=1)
PWMU.CO – WO jadi tersangka kebakaran bukit Teletubbies di kawasan Bromo. Diduga karena ulah pengunjung yang hendak melakukan foto prewedding di area tersebut, Rabu (6/9) sekitar pukul 17.00 WIB.
Konsep yang diusung pengunjung itu kebetulan menggunakan flare di area yang rentan mengalami kebakaran. Tak ayal, kejadian tersebut menghanguskan vegetasi seluas 50 hektar. Setelah melakukan penyelidikan, pihak kepolisian menetapkan manajer Wedding Organizer (WO) sebagai tersangka atas kasus kebakaran ini.
Lantas, bagaimana tanggung jawab sebuah WO dalam kasus kebakaran di bukit Teletubbies? Dosen Manajemen Event Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Nur Maghfirah Aesthetika, M Med Kom turut memberikan tanggapan atas hal ini.
“Bisnis WO saat ini tentu sangat berbeda dengan WO zaman dulu. Kalau Dulu, daya jual mereka lebih menitikberatkan pada hasilnya, baik foto maupun video. Untuk menghasilkan hal tersebut, maka mereka bergantung pada alat yang digunakan,” ujar Fira.
Kalau era sekarang, sambungnya, tantangan WO adalah bagaimana menjual ide dan kreativitas serta konsep yang menjadi pembeda dengan WO lainnya. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi yang terus berkembang membuat orang khususnya WO yang didominasi anak muda, berlomba membuat ide yang menarik.
Hal yang Perlu Diperhatikan oleh WO
Nur Maghfirah Aesthetika menjelaskan, agar tidak terjadi insiden yang membahayakn, maka perhatian dua hal ini.
1.Ide yang Proporsional
Ide yang dijadikan oleh WO memang harus berbeda dengan WO lain untuk menarik perhatian calon klien. Namun, perlu diperhatikan bahwa pemilihan ide harus seimbang dengan hal lainnya seperti kondisi, tempat dan cuaca.
2. Perhitungan sebelum Eksekusi
“Maksud perhitungan yang pas itu, mulai dari budget, waktu, termasuk juga perhitungan resiko saat pelaksanaan acara seperti kasus Bromo kemarin. Kasus tersebut bisa saja bisa saja kurang memperhitungkan risiko dari konsep yang dimuat,” lanjut kepala program studi Ilmu Komunikasi ini.
Saat memilih konsep acara, perempuan yang berkecimpung di dunia even sejak sepuluh tahun lalu ini berpendapat agar sebagai WO bisa mempertimbangkan properti yang aman untuk digunakan tanpa mengurangi kreativitas dari konsep yang dibuat.
Setelah mendapatkan beberapa penjelasan tersebut, lalu apa saja sebenarnya skill yang harus dimiliki untuk menjadi WO?
Baca sambungan di halaman 2: Skill yang Dibutuhkan WO
Discussion about this post