PWMU.CO – Bulan suci Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan dan kebahagiaan. Bulan yang selalu di tunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam. Tak terkecuali dengan kader-kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting SMA Muhammadiyah 10 Surabaya.
Oleh karena itu, IPM Ranting SMAM-X memanfaatkan momen bulan suci Ramadhan dengan menyelenggarakan kegiatan untuk menambah ilmu pengetahuan bertajuk ‘Ramadhanologi, di Masjid Jenderal Sudirman Surabaya.
(Baca: Fenomena GPSB: Mencari Masjid yang Besar dan Indah tapi Sepi Jamaahnya)
”Sasaran utama dari kegiatan bertag line: Saatnya Pelajar Kembali ke Masjid ini adalah para pelajar. Karena saat ini banyak pelajar telah kehilangan spirit untuk pergi ke masjid. Oleh karena itu kegiatan-kegiatan di bulan suci Ramadhan ini difokuskan agar pelajar kembali tertarik dengan masjid,” ujar Ketua Panitia Usama Muhammad.
Kegiatan Ramadhanologi yang berlangsung pada tanggal 16-17 Juni 2017 ini diawali dengan shalat Isya’ dan tarawih berjama’ah. Setelahnya, para pelajar mengkaji tentang shalat orang musafir dan melakukan I’tikaf. Setelah tiba waktu sahur, para pelajar melakukan sahur blusukan, dan sebelum adzan subuh berkumandang puluhan pelajar dari pelosok Kota Surabaya ini sudah memenuhi shaff. Mereka antusias mengikuti Gerakan Pelajar Subuh Berjamaah (GPSB).
”Serangkaian kegiatan memang cukup banyak. Semoga ini membawa manfaat dan pahalanya bisa luar biasa. Kegiatan ini kami namakan dengan Ramadhanologi,” jelas Usama.
(Baca juga: Masa Keemasan Islam Jadi Spirit Deklarasi Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah)
Puncak dari Ramadhanologi dengan tema ‘Menjalin Ukhuwah Islamiyah’ adalah acara launching Gerakan Pelajar Subuh Berjamaah di aplikasi Telegram, atau lebih singkatnya GPSB On Telegram.
”Metode dakwah perlu terus dikembangkan agar bisa menyentuh kepada masyarakat, terutama para pelajar. Dengan penggunaan aplikasi ini akan bisa memudahkan dakwah di komunitas GPSB,” terang Azmi Izuddin, Ketua GPSB.
Dengan telegram, lanjut Azmi pihaknya akan bisa memantau lebih dekat bagaimana shalat subuh para pelajar. ”Apakah dia berjamaah atau shalat sendiri. Kami juga membuat semacam rintangan dengan tujuan bisa melaksanakan shalat subuh secara istiqomah,” pungkasnya.(handy/aan)