Tanam Benih
Dokter Umar lantas mengisahkan awal mula Nasyiatul Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah terbentuk. “Ini awalnya pemuda pemudi mengajar anak-anak mengaji. Lalu di Muhammadiyah waktu itu dibentuk organisasi,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata dr Umar, terbentuklah angkatan muda dengan nama bahasa Arab Nasyiatul Aisyiyah yang simbolnya padi. Dia kemudian menukil sebuah hadits, “Kalau besok kiamat, kalau ada benih, tanamlah!”
Jadi dr Umar mengimbau para kader untuk tetap “menanam” tunas kebaikan yang merupakan awal tumbuhnya pohon kehidupan. “Bukan tunas itu kita buang. Artinya, bagaimana kita menanam tunas-tunas itu, menanam kebaikan, apapun yang bisa kita kerjakan,” imbuhnya.
Dia menekankan, “Kita generasi muda itu tunas-tunas tadi! Menjadi padi, menghasilkan beras atau apa yang maksimal, dengan sebagai pemuda-pemudi. Maka kita bersama di sini untuk memaksimalkan potensi yang ada.”
Di hadapan 60 kader Pemuda dan Nasyiah yang hadir, dr Umar juga menyampaikan titipan pesan Wakil Sekretaris dan Pembina Organisasi Otonom (Ortom) PCM GKB Ir Daud Susanto yang juga hadir di sana. “Bagaimana organisasi ini lebih melibatkan kader-kader di luar AUM PCM GKB,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, dr Umar berpesan, “Jangan sampai kita hanya sibuk dengan organisasi kita sendiri. Kita upayakan bisa bermanfaat langsung ke masyarakat!”
Dia berharap, para kader ini mengadakan kegiatan yang bisa dirasakan masyarakat secara langsung. “Di acara ini bisa dibahas program-program yang lebih bisa mengenalkan ke masyarakat sehingga masyarakat tertarik bergabung,” imbaunya, Sabtu (30/9/2023).
Sarasehan bertema Militansi Kader Muhammadiyah GKB ini diadakan di Aula SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School). Lokasinya Jalan Berlian VIII 2 PPS, Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Dua pemateri hadir pada pertemuan pagi itu. Ialah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur Aditama SPdI dan anggota Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ain Nurwindasari SThI MIRKH sebagai pemateri. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni