PWMU.CO – Pemimpin harus bisa mencegah kasus bullying. Hal tersebut diungkapkan Kepala MTs Muhammadiyah 2 (Madtsamuda) Karangasem, Millazul Faida MPd pada Seminar Kepemimpinan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Madtsamuda.
Kegiatan yang bekerjasama dengan Tim Gaharu ini digelar di Aula Abdurrahman Syamsuri Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan Jawa Timur, Rabu (27/9/2023).
Mengangkat tema Wujudkan Kader Anti Bullying untuk Generasi Cerdas IPM Berkemajuan, hadir sebagai narasumber Ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PD IPM Lamongan, Muhammad Nizar Syahroni.
Tujuannya agar siswa dan siswi Madtsamuda dapat berperan aktif dalam pencegahan bullying, baik di sekolah atau di pondok.
Mengawali sambutan, Millazul Faida mengingatkan kepada seluruh siswa Madtsamuda agar mengutamakan adab di atas ilmu.
“Bahwa adab itu harus di atas ilmu. Adab itu luas, salah satunya adalah ketika berbicara dan bertemu guru yang ada di lingkungan Madtsamuda, maka harus menjaga adab. Selain itu juga dengan orang yang lebih tua harus beradab, tidak pandang siapa orang tersebut,” tegasnya.
Dia mengatakan, selain itu, pada kegiatan seminar atau kegiatan formal lainnya juga ada adabnya. Salah satunya saat menyanyikan mars yang semua hadirin wajib berdiri tanpa terkecuali.
“Tidak boleh lalu lalang saat menyanyikan Indonesia Raya atau Sang Surya, sehingga bisa menyanyikan secara hikmat. Itu termasuk adab nak, walaupun tidak ada aturan yang menulisnya,” ujarnya mengingatkan.
Jadilah Teladan
Lebih lanjut, Mila juga menjelaskan bahwa seminar kepemimpinan ini sangat bermanfaat bagi semua siswa Madtsamuda, walaupun bukan anggota IPM. Hal tersebut dikarenakan setiap manusia merupakan pemimpin.
Sesuai dengan tema-nya, bu Mila juga membenarkan bahwa pemimpin harus bisa mencegah adanya kasus bullying. Maka, pemimpin itu harus memiliki perasaan. Maksudnya menata perasaan dalam dirinya.
“Tidak boleh seorang pemimpin itu marah-marah tidak jelas, tanpa alasan. Sehingga bisa menata emosionalnya dengan baik. Bagaimana orang yang di dekatnya itu nyaman dengan kehadirannya,” katanya.
Selain itu, pemimpin juga harus punya keutuhan jiwa. Dari keutuhan jiwa itu, akan dibutuhkan jiwa yang utuh dan kuat karena pemimpin cobaannya besar sehingga bisa jadi menyerah kalua tidak memiliki keutuhan jiwa. Sedangkan pemimpin itu tidak boleh menyerah.
“Pemimpin juga harus punya intelektual yang bagus karena harus punya integritas. Integritas adalah kemampuan dan punya wibawa,” tandasnya.
Terakhir, dia juga menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus berkarakter melayani. Ditanamkan dalam pikirannya bahwa pemimpin itu melayani seluruh stakeholder atau yang berkaitan dengan anggotanya. Akan tetapi semua itu akan ditepis apabila pemimpin tidak memiliki tauladan.
“Tauladan itu penting, seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh bagi stakeholder. Dalam hal ini kalau dalam IPM berarti harus menjadi tauladan bagi anggota IPM itu,” tutupnya. (*)
Penulis Zulfatus Salima Editor Nely Izzatul