Kepala TK Aisyiyah 41 Menganti Luruskan Miskonsepsi IKM 

Nadhirotul Mawaddah SH saat memberikan materi pada kegiatan pendampingan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dan Komunitas Belajar PAUD, Rabu (4/10/2023). Kepala TK Aisyiyah 41 Menganti Luruskan Miskonsepsi IKM  (Umul Farida/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kepala TK Aisyiyah 41 Menganti Gresik Nadhirotul Mawaddah SH meluruskan miskonsepsi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) kepada lembaga pendidikan di sekitarnya, Rabu (4/10/2023). 

Iir–sapaan akrabnya–mengungkap, mengemban amanah menjadi Sekolah Penggerak membuat TK Aisyiyah 41 Menganti Gresik selalu berusaha memberikan kontribusi terbaik di bidang pendidikan. Hal ini salah satunya dia wujudkan dengan berperan aktif memberikan pendampingan kepada lembaga-lembaga pendidikan di sekelilingnya. 

Iir menjadi pemateri sekaligus pendamping pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Komunitas Belajar (Kombel) PAUD selama tiga hari berturut-turut, Selasa-Kamis (3-5/10/2023). Dia tak sendiri, melainkan bersama rekan sesama kepala sekolah penggerak yang juga termasuk dalam jajaran pengurus Pusat Kegiatan Gugus (PKG) PAUD Kecamatan Menganti. 

Dia mengungkap, ini merupakan amanah dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik untuk menyampaikan materi tentang miskonsepsi IKM dan optimalisasi pemanfaatan PMM. Lokasinya di Kantor UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Menganti 

“Kegiatan ini merupakan upaya yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan kompetensi pendidik di Kecamatan Menganti, khususnya para pendidik PAUD,” ungkap Iir. 

Dia pun mengungkap alasannya. “Karena ternyata banyak yang masih salah dalam memahami IKM. Banyak miskonsepsi yang menjadikan lembaga-lembaga pendidikan tidak melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka di satuannya. Padahal, sejatinya kurikulum merdeka itu dibuat dengan berbagai keunggulan,” lanjutnya. 

Miskonsepsi tentang IKM yang melekat di benak banyak lembaga pendidikan salah satunya kegiatan projek itu biayanya mahal. “Padahal itu salah besar! Karena yang jadi tujuan utama dalam kegiatan projek adalah penguatan dimensi Profil Pelajar Pancasila, bukan produk yang dihasilkan oleh anak-anak,” tegasnya. 

Baca sambungan di halaman 2: Keunggulan Kurikulum Merdeka 

Nadhirotul Mawaddah SH bersama peserta pendampingan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dan Komunitas Belajar PAUD, Rabu (04/10/2023). (Sutiani/PWMU.CO)

Keunggulan Kurikulum Merdeka 

Dalam kesempatan itu, Iir memaparkan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka. Pertama, kurikulum ini dibuat lebih sederhana dan mendalam. “Hal ini sangat memperhatikan kemerdekaan anak dalam belajar sesuai dengan tahapan perkembangannya. Karena belajar itu sejatinya bukan tentang kecepatan, melainkan bagaimana pembelajaran itu bisa bermakna dan menyenangkan bagi anak-anak,” ungkapnya. 

Kedua, lebih merdeka. Artinya semua yang terkait dalam pendidikan memiliki kemerdekaan dalam proses pembelajaran, baik itu peserta didik, guru, maupun lembaga pendidikan atau sekolahnya. “Peserta didik memiliki kemerdekaan dalam memilih mata pelajaran yang diminati sesuai dengan bakat dan aspirasinya,” imbuhnya. 

Iir menegaskan, guru memiliki kemerdekaan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik dan sekolah. Lembaga pendidikan memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum sesuai karakteristik sekolah masing-masing. 

Ketiga, lebih relevan dan interaktif. Hal ini bisa dilihat saat pelaksanaan kegiatan projek, di mana pada kegiatan ini memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual. Misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. 

Selain menyampaikan miskonsepsi, Iir dan rekannya juga memberikan pendampingan terkait pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM). “Pemanfaatan PMM juga masih sangat rendah di Kecamatan Menganti. Oleh karena itu, kami bahu-membahu untuk terus memberikan semangat kepada lembaga-lembaga di sekitar kami,” ungkapnya. 

Dengan demikian, kata Iir, tujuannya selalu menyempatkan diri membuka dan memanfaatkan platform yang diberikan oleh pemerintah sebagai upaya peningkatan mutu pendidik, khususnya di jenjang PAUD. 

Harapannya, melalui kegiatan ini, rapor pendidikan tidak lagi merah-merona dan ke depannya, khususnya untuk jenjang PAUD di Kecamatan Menganti. “Tidak ada lagi miskonsepsi tentang Kurikulum Merdeka,” imbuhnya. (*) 

Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfaton

Exit mobile version