PWMU.CO – Memuaskan, siswa SD Mugeb presentasi proyek organ peredaran darah manusia buatan sendiri. Ini terjadi pada Sumatif Tengah Semester (STS) siswa kelas V SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik ,Jawa Timur, yang berbasis proyek.
Salah satu guru pengajar Syaiful Rizal SPdI menyatakan puas terhadap karya maupun proses yang siswa lalui dengan antusias. Bahkan mereka sudah inisiatif berkoordinasi secara mandiri untuk persiapannya.
“Saya sebagai guru sangat puas sekali dan bangga. Ternyata masing-masing kelompok sudah membuat grup WhatsApp sendiri, tanpa instruksi guru, untuk mengoordinasi persiapan maupun progress proyek mereka,” ujarnya (30/9/2023).
Proyek pembuatan replika organ peredaran darah manusia ini dilaksanakan pada hari pertama STS, Selasa (26/9/2023). Selama mengerjakan di kelas pun, sambung Rizal, semuanya murni pekerjaan anak-anak sendiri. Dia hanya menerangkan instruksi umumnya saja.
“Tidak ada yang mengeluh dan kesulitan, mereka bergembira dalam mengerjakannya. Di kelas kami ada beberapa anak yang biasanya pendiam, tapi ketika proyek ini, mereka ikut aktif bekerja dan bersuara,” kenangnya.
Sesuai rencana dan target, pembuatan replika ini selesai pada pertemuan pertama. Adapun pada hari kedua, mereka bertugas mempresentasikan hasil karyanya.
Rizal mengungkap, berdasarkan rekap penilaiannya, target pemahaman siswa sudah tercapai. “Siswa dapat mengidentifikasi organ peredaran darah, mendeskripsikan prosesnya, dan mengaitkan proses ini bagi makhluk hidup serta bagaimana dari simulasi ini dapat membantu menjaga kesehatan organ peredaran darah,” terangnya.
Keistimewaan Proyek
Dari kegiatan proyek ini, lanjutnya, ada beberapa hal istimewa yang dapat dipetik para siswa kelas V. Pertama, menambah literasi anak-anak. “Tidak hanya dari satu sumber buku saja, anak-anak bisa memperoleh pelajaran menarik dari video tutorial di Youtube tentang peredaran darah yang ditonton bersama di kelas,” ungkapnya.
Selain itu, menurutnya, ada tantangan tersendiri bagi anak-anak dalam membuat proyek. “Menumbuhkan kemandirian masing-masing siswa tanpa campur tangan guru. Juga menumbuhkan semangat kebersamaan dalam kerja sama dengan saling membagi tugas dan menyiapkan kelengkapan proyek,” imbuhnya.
Tak hanya itu, menurutnya, kegiatan ini sukses menumbuhkan percaya diri siswa ketika mempresentasikan karya kelompoknya.
“Awalnya saya memberi kesempatan dua perwakilan masing-masing kelompok. Ternyata anak-anak yang lain juga meminta kesempatan yang sama untuk maju mempresentasikan,” terangnya.
Karena keterbatasan waktu STS, akhirnya Rizal memberi kesempatan seluruh siswa setelah STS untuk mempresentasikan karyanya. “Kelas V Civil dibagi dua kelompok. Kelompok 1 ada 14 anak, di kelompok 2 ada 13 anak,” terangnya.
Kelompok 1 diwakil Rizqi Rahardian Yustiawan dan Aisha Sasta Putri. Sedangkan Kelompok 2 diwakili Muhammad Barra Ibnu Fahri dan Renata Sherafina. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post