Antara Yahudi Zionisme dan Yahudi Religius; Oleh Anwar Hudijono Anwar Hudijono, jurnalis tinggal di Sidoarjo
PWMU.CO – Ada sekelompok kecil masyarakat Yahudi yang menentang aksi genocide rezim Israel terhadap bangsa Palestina di Gaza. Mereka ingin hidup berdampingan dengan bangsa Palestina secara damai seperti selama sebelum datang Zionisme. Ingin hak-hak Palestina dihormati termasuk hak merdeka.
Mereka menyebut dirinya Yahudi religius. Mereka umumnya sudah tinggal di wilayah Palestina secara turun-temurun atas kebaikan pemerintah Islam.
Di antaranya adalah Yahudi korban inkuisisi (peradilan sesat Gereja Katolik Roma) abad ke-12 dan ke-19 di Spanyol dan pelbagai tempat di Eropa. Yahudi ditangkap dibakar hidup-hidup dan dirampas hartanya. Mereka lari lantas ditampung pemerintah sejumlah negara Islam.
Mereka berpandangan bahwa bangsa Yahudi itu dikutuk Tuhan tidak boleh memiliki negara karena melanggar perjanjian dengan Tuhan. Mereka harus menjadi penumpang di negara lain dan mengalami diaspora (menyebar) ke seluruh dunia. Seandainya ada tanah kosong menganggur pun mereka tidak boleh menjadikannya negara.
Ketika tinggal di suatu negara mereka tidak boleh memberontak.
Mereka berpandangan kalau sampai Yahudi memiliki negara berarti pertanda kiamat segera tiba.
Untuk itulah mereka menentang Zionisme. Bagi mereka Zionisme itu Yahudi anti-Tuhan. Yang menggunakan kedok Yudaisme. Kumpulan para penindas. Bendera Bintang Daud itu hanya tipu daya. Isi sebenarnya justru anti-Daud. Kalau mengikuti Daud seharusnya adil.
Kelompok Zionisme
Adapun kelompok terbesar adalah Zionisme. Umumnya mereka imigran dari Eropa yang datang setelah negara Israel didirikan tahun 1948.
Sebenarnya usaha membanjiri Palestina dengan imigran Yahudi oleh organisasi Zionisme sejak tahun 1930-an. Tapi kebanyakan Yahudi menolak karena pegang nubuat bahwa Yahudi haram membuat negara.
Lantas Zionisme merekayasa gerakan Antisemit atau anti Yahudi di Eropa. Salah satu aktornya adalah Hitler, seorang Yahudi Askenazi, yang melakukan holacust (pembantaian Yahudi di Jerman). Rekayasa Antisemit sukses membuat orang Yahudi di Eropa ketakutan dan akhirnya mau pindah ke Negara Israel.
Berdasar preseden tersebut saya yakin rezim Israel sengaja mengumpankan warga sipilnya menjadi sasaran Hamas agar punya dalih melakukan genocide rakyat Gaza. Mengorbankan rakyat sendiri itu biasa bagi Israel.
Watak Yahudi yang demikian sudah diinformasikan oleh alQuran lebih 1.400 tahun yang lalu.
“Kemudian, kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (sesamamu) dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamannya. Kamu saling membantu (menghadapi) mereka dalam kejahatan dan permusuhan. Dan jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal kamu dilarang mengusir mereka. Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (al-Baqarah 85)
Rabbi ‘alam (*)
Editor Mohammad Nurfatoni