PWMU.CO – Tiga objek edukasi dikunjungi dalam sekali acara dilakukan SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya, Selasa (31/10/2023).
Acara Kegiatan Tengah Semester (KTS) di tiga objek edukasi yaitu Telaga Sewu Pandaan, Kebun Kurma Pasuruan, dan Petik Madu Kalirejo Lawang.
Kegembiraan sahabat Gen Q, sebutan siswa SD Musix, tampak sejak pagi ketika tiba diantar orang tuanya ke sekolah. Berpakaian olahraga dan membawa perlengkapan belajar dan bekal dalam tas.
Pukul 06.30 sudah berdatangan. Berkumpul di halaman. Tas dan peralatan KTS ditaruh di sisi selatan lapangan yang beralaskan terpal.
Siswa, guru, dan karyawan shalat Dhuha dulu di halaman. Setelah dzikir dan berdoa, Ketua Panitia Nurmala SAg memberikan arahan pelaksanaan acara KTS supaya berjalan dengan lancar.
Selanjutnya peserta KTS bersama pendamping kelompok menuju bus masing-masing menuju tiga objek edukasi wisata.
Rombongan kelas I dan II menuju Telaga Sewu Pandaan, kelompok kelas III dan VI belajar di Kebon Kuma Pasuruan, dan kelas V dan VI belajar Petik Madu di Lawang.
Kontributor PWMU.CO ikut bus menuju wisata Petik Madu. Perjalanan memakan waktu satu jam. Sebelum masuk lokasi wisata anak-anak berfoto untuk dokumentasi setiap kelas.
Peserta diarahkan petugas menuju aula yang cukup luas yang disambut tim edukasi yang memberikan penjelasan produksi madu.
Sebanyak 150 siswa kelas V dan VI bersama tujuh guru pendamping ikut wisata Petik Madu di Kalirejo Lawang Kab. Malang. Mereka segera memenuhi kursi di aula.
Pemandu Boby memperkenalkan para anggota tim yang berseragam warna biru dan celana hitam. ”Siapa yang pernah disengat lebah?” tanya Boby.
Dia menjelaskan, lebah itu sifatnya hampir sama dengan manusia, tidak menyengat jika tidak diganggu. Lebah juga senang bersahabat dengan siapapun tak terkecuali manusia.
”Jangan coba-coba mengganggu lebah, kalau diganggu dia akan membalas bahkan teman-temannya ikut membantu membalas,” tegasnya.
Lalu tayangan video koloni lebah ditampilkan. Lebah selalu hidup berkelompok. Setiap kelompok terdapat ribuan ekor. Setiap koloni ada tiga jenis lebah. Lebah ratu, pekerja, dan pejantan. Masing-masing jenis mempunyai tugas sendiri.
Uji Nyali
Kelompok lebah pekerja memiliki tugas yang berat. Ini kelompok lebah betina yang tidak bisa beranak. Tugasnya memberi makan lebah ratu, mengurus larva, mencari nektar, membuat sarang, dan tepung sari, mencari air, memproses dan menyimpan madu.
Hanya ada satu ekor lebah ratu pada satu kelompok. Ratu lebah merupakan lebah betina yang sejak lahir ditandai dengan peran penghasil larva.
Ratu lebah selalu dikelilingi dua macam lebah yang berperan sebagai anak buahnya, yaitu lebah pengumpul dan lebah perawat. Daur hidup lebah ratu paling lama. Sekitar satu tahun.
”Nah, kelompok lebah yang paling malas adalah kelompok……?” tanya Boby.
”Kelompok jantan…!” sahut peserta perempuan sambil menunjuk anak-laki-laki sembari tertawa.
”Benar sekali, anak-anak hebat!” sambung Boby yang berkacama tebal itu sambil mengangkat jempolnya.
Lebah jantan mau terbang hanya untuk mengikuti lebah ratu dalam proses perkawinan. Usia lebah pejantan lebih singkat jika dibandingkan dengan yang lain.
Lalu video menceritakan lebah ratu yang sedang menghisap nectar. Tidak lama kemudian datang lebah jantan mendatanginya. Terjadi proses perkawinan. Setelah itu lebah jantan jatuh dan mati.
Seorang siswa bertanya. ”Pak, mengapa lebah jantan tadi kok mati setelah proses kawin?” tanya Ahmad Fakhri Hisyam siswa kelas V-A.
Dia menjelaskan, perkawinan ratu lebah itu hanya sekali seumur hidup, dilakukan dengan cara terbang tinggi di angkasa pada cuaca cerah dan pejantan yang bisa mengejarnya dapat mengawini sang ratu lebah. Setelah itu pejantan mati, karena testisnya lepas dan tertanam pada ovarium ratu lebah.
Setelah penjelasan lebah, saatnya menguji kebernian berinteraksi dengan lebah. ”Ayo siapa yang berani?” tantangnya.
Tidak ada satupun yang berani. Tiba-tiba satu siswa berteriak. ”Saya mau mencoba!” Sahut Alivia Friska Prangsubakat kelas VI-A. Langsung disambut tepuk tangan peserta.
Alivia diminta melepas gelang tangannya. Kemudian petugas membawa satu ember berisi lebah. Dia mengambil segenggam lebah kemudian dengan hati-hati meletakkan di telapak tangan Alivia yang mulai merinding.
Beberapa menit lebah itu berkerumun di tangan Alivia.
”Bagaiana Alivia, kamu disengat?” tanya Boby.
”Tidak, tetapi geli saja,” jawab Alivia disambut tepuk tangan teman-temannya.
Selanjutnya Boby menjelaskan, lebah itu tidak menyengat karena Alivia tidak banyak bergerak, dan memegangnya dengan halus.
Selesai mengikuti edukasi lebah madu, anak-anak diberi kesempatan mencicipi madu asli yang baru di panen dengan cara mencolek tengki alat pemeras madu.
Kalau ingin madu bisa membeli Rp 10 ribu menikmati madu asli dalam sarang.
Penulis Basirun Editor Sugeng Purwanto