PWMU.CO – Kepemimpinan pemuda diulas Kepala MA Al Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur, Drs KH Agus Salim Syukran MPdI.
Ia sampaikan hal itu saat mengisi pengajian di Masjid at Taqwa Komplek Perguruan Muhammadiyah Sumberrejo Bojonegoro, Rabu (1/11/2023).
Pengajian yang dihadiri kurang lebih 400 jamaah ini merupakan kegiatan rutin bulanan, yang tepatnya dilaksanakan setiap awal bulan. Jamaah yang hadir pun dari berbagai kecamatan sekitar Sumberrejo, yakni Kanor, Balen, Baureno, dan Kedungadem.
Panitia Pengajian Rahmatan Lil Alamin yang juga guru SMK Muhammadiyah Sumberrejo, Mujahidin SPd mengaku tidak sekali ini mengundang Kepala MA Al Ishlah yang juga wakil Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung Drs KH Agus Salim Syukran MPdI.
“Ini untuk yang ke sekian kali kita undang KH Agus Salim Syukran dalam kegiatan pengajian. Hal ini menandakan kami suka dan numan (ketagihan) untuk menyimak pengajian beliau,” ungkap Ustadz Jay (sapaan akrabnya) yang sudah puluhan tahun mengabdi di perguruan Muhammadiyah Sumberrejo ini.
Ibrah Peringatan Sumpah Pemuda
Sementara itu, Ustadz Salim (biasa dipanggil) dalam pemaparan materinya menjelaskan empat hal penting sebagai ibrah peringatan Sumpah Pemuda.
Pertama, refleksi sejarah sumpah pemuda sebagai tonggak penting perjuangan bangsa, selain proklamasi 17 Agustus 1945 dan peristiwa 10 November 1945.
“Kedua, kita semua harus mewarisi nilai-nilai perjuangan bapak-bapak bangsa dan para pejuang di masa lalu,” ucapnya.
Ketiga, perlunya menyiapkan generasi muda yang kuat, baik fisik, agama, dan ilmu untuk menyongsong masa depan yang gemilang.
Sementara itu, terkait kepemimpinan pemuda, Ustadz Salim menuturkan, Islam tidak membatasi usia tertentu. Islam hanya memberi kriteria yang bisa disimpulkan pada dua kata: integritas (moralitas) dan kapabilitas (kompetensi).
“Hanya saja di alam demokrasi yang mengharuskan pemilihan langsung, sering syarat itu harus ditambah dua lagi yakni elektabilitas dan isi tas (modal),” tutur ayah dari Johar, Nashim, dan Hanin ini.
Fristida Yusfia Tanti, salah satu jamaah asli Sumuragung Sumberrejo mengaku suka menyimak tausiyah Ustadz Salim.
“Menyimak pengajian Ustadz Salim ini hati jadi adem, karena gaya penyampaiannya yang kalem dan logis, serta mudah diterima akal,” ujar putri kedua Murtaji yang masih berdarah keturunan Sendangagung ini.
Acara berakhir pukul 17.00 WIB menjelang Maghrib. Sebelum balik ke Sendangagung, Ustadz Salim menyempatkan shalat Maghrib di Masjid at Taqwa Sumberejo sebelum pamitan pulang.
Ia mengendarai mobil Ponpes Al Ishlah sendiri dan butuh waktu tempuh kurang lebih 2 jam dari Sumberrejo sampai ke Sendangagung. (*)
Kontributor Gondo Waloyo Editor Nely Izzatul