Terapi “Sindrom Nasi Goreng”
Gejala “Sindrom Nasi Goreng” biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 24 jam. Namun yang penting adalah menjaga untuk tetap terhidrasi, terutama jika mengalami muntah dan diare.
Jika gejalanya parah atau berkepanjangan, atau jika penderita memiliki penyakit penyerta dan sistem imunitasnya terganggu, segera hubungi dokter secepatnya.
Terapi antibiotik umumnya tidak diperlukan untuk keracunan makanan yang disebabkan oleh Bacillus cereus, karena penyakitnya lebih dominan disebabkan oleh toksin bakteri, kecuali jika ada infeksi penyerta lainnya. Namun terapi infus secara intra vena terkadang diperlukan jika seseorang mengalami muntah parah dan diare yang ekstrem.
Upaya Pencegahan
Penyebab “Sindrom Nasi Goreng” umumnya akibat mengonsumsi makanan yang disimpan pada suhu yang tidak tepat, misalnya bila disimpan pada suhu kamar. Pada suhu kamar antara 25-50 derajat Celsius memungkinkan bakteri Bacillus cereus berkembang biak dengan baik, serta dapat memproduksi toksin bakteri yang bersifat tahan panas.
Oleh sebab itu sebaiknya memasak makanan hingga matang dan menyimpannya di lemari es bila tidak segera dikonsumsi. Makanan tidak boleh disimpan pada suhu kamar dalam jangka waktu lama, karena hal ini memungkinkan bakteri berkembang biak dan menghasilkan lebih banyak toksin bakteri.
Selain itu dianjurkan bahwa sebelum menyiapkan makanan, sebaiknya mencuci tangan, gunakan peralatan yang bersih, dan hindari kontaminasi makanan matang dengan makanan mentah guna meminimalkan risiko infeksi Bacillus cereus.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua, dari penyaklit infeksi dan penyakit lainnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni