PWMU.CO – Mufasir Muhammadiyah se Indonesia berkumpul di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat-Ahad ( 10-12/11/2023).
Acara itu bernama Konferensi Mufasir Muhammadiyah (KMM) yang diadakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT).
Sekretaris MTT PDM Gresik Tajun Nasher Lc ikut dalam konferensi itu. ”Saya masuk melalui jalur call paper dan lolos proses seleksi sebelumnya melalui pengirim abstrak dan naskah full paper,” katanya.
Agenda ini dibuka oleh Prof Dr Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah. Dalam sambutannya selama 60 menit dia menjelaskan pentingnya penulisan Tafsir at-Tanwir dalam Muhammadiyah.
Tajun Nashir bercerita, Sabtu pagi sampai malam adalah agenda inti dari kegiatan ini. Di awali ceramah umum oleh Prof. Amin Abdullah mengenai Wacana Penafsiran Kontemporer di Muhammadiyah.
Pada sesi ini kami diberikan kesempatan untuk bertanya terkait materi yang disampaikan yang secara lengkap bisa dicek di link ini. Interaksi kami mulai menit ke 1:03:00.
Setelah istirahat agenda dilanjutkan dengan Panel Session yang berisi dasar-dasar penafsiran dan teknis penulisan Tafsir At-Tanwir yang diisi oleh beberapa pembicara :
1. Ketua PP Bidang Tarjih, Prof Dr Syamsul Anwar (Urgensi Tafsir dan Mufassir di Muhammadiyah)
2. Ketua MTT PP Dr Hamim Ilyas (Filosofi dan Metodologi Tafsir At-Tanwir Muhammadiyah)
3. Ketua Divisi Kajian Al-Quran dan As-Sunnah MTT PP, Dr. Ustadi Hamsah (Proses Teknis Penyusunan Tafsir At-Tanwir)
Agenda berlangsung sampai Dhuhur, dan setelah Duhur peserta dibagi menjadi 12 untuk mempresentasikan tulisan yang telah dibuat dan menyusun tema berdasarkan pengelompokan juz.
Kami berada di kelompok juz 11 karena sesuai dengan artikel yang kami kirim yaitu tafsir surat At-Taubah : 122 (Urgensi Menuntut Ilmu dan Kesetaraan nya dengan Jihad fii Sabilillah).
Pada sesi ini peserta diberikan PR menyusun tema-tema dari ayat yang akan dibahas sesuai kelompok masing-masing.
Agenda berakhir menjelang Maghrib. Setelah istirahat Maghrib agenda dilanjutkan jam 19.30 dengan agenda pleno penyampaian hasil diskusi per-kelompok.
Di malam itu juga agenda secara resmi ditutup oleh Dr Hamim Ilyas dan Prof Syamsul Anwar dengan beberapa evaluasi atas hasil penentuan tema.
Problem Solving
Meskipun sudah ditutup di malam harinya, agenda masih berlanjut di pagi hari setelah Subuh dengan diisi kajian oleh Ovamir Anjum yang membawakan tema bagaimana berinteraksi dengan turats Islam dalam konteks era modern.
Dia menyampaikan, kita harus membaca al-Quran dengan menempatkannya sebagai problem solving atas permasalahan yang kita hadapi. Kemudian Umat Islam tidak akan tersesat (ma’shum) selama melakukan amr ma’ruf nahi munkar.
Menjalankan Syariat Islam itu tidak hanya dalam masalah pribadi saja tetapi juga dalam masalah publik. Karena syariat Islam tidak akan pernah usang dilekang zaman.
Dia juga menjelaskan mengenai bagaimana kondisi umat Islam di Amerika. Di sana saat ini ada fenomena ketertarikan orang-orang muslim terhadap Islam karena melihat bagaimana keteguhan umat Islam yang ada di Gaza. Banyak di antara mereka yang kemudian ingin mempelajari Islam dan membaca al-Quran.
Di sisi lain banyak juga orang-orang non muslim yang ingin masuk Islam karena melihat agama Islam adalah agama yang masih menjaga fitrah kemanusiaan dalam hal LGBT.
Dia menyebut semua ulama yang ada di Amerika sepakat bulat melarang LGBT. Sementara banyak gereja dan sinagog di Amerika yang melegalkan LGBT. Itulah yang menyebabkan banyak orang tertarik untuk masuk Islam.
Agenda kajian ini berakhir sekitar jam 06.00 pagi, dan setelah itu kami bersiap-siap pulang karena jadwal kereta jam 07.30 WIB sudah menunggu meskipun sebenarnya ada agenda tambahan yaitu jalan sehat dalam rangka milad UMS.
Agenda ini sungguh agenda yang berkesan bagi kami, karena selain mendapatkan banyak informasi baru juga kami bisa bersilaturrahim dengan tokoh-tokoh Majelis Tarjih dari seluruh Indonesia baik yang sebelumnya kami kenal lama, kenal lewat dunia maya maupun yang belum kenal sama sekali.
Penulis Tajun Nasher Editor Sugeng Purwanto