PWMU.CO – Kepala Sekolah MAM 1 Kota Malang Muzainah pantas berbangga dan berbahagia. Pasalnya dua anak didiknya berhasil lolos mengikuti program Summer Camp di China. Mereka adalah Hamim Maulana Rahman (kelas XI-1BB) dan Inas Lutfiyah (kelas XI-11S).
“Luar biasa anak–anak saya. Mereka telah bekerja keras dalam keterbatasan. Prestasi ini bisa menjadi motivasi bagi teman–temannya yang lain,” kata Muzainah, mengekspresikan kegembiraannya pada PWMU.CO, Senin (24/7).
(Baca: China Corner UMM Tawarkan Beasiswa Summer Camp, Master hingga Doktor)
Muzainah menjelaskan, selama bersekolah di Malang, bahwa Hamim yang asli Wagir itu memilih tinggal di Panti dan Asrama Ulil Absar, Dau, Malang. Hal tersebut dikarenakan Hamim tidak ingin memberatkan ibunya di Wagir dalam pembiayaan sekolah setelah ayahnya meninggal beberapa tahun yang lalu.
Saat ini Hamim juga sedang menjalani seleksi tahap akhir Pertukaran Pelajar Bina Antar Budaya oleh AFS Indonesia. Di madrasah Hamim aktif dalam PR IPM sebagai anggota bidang pengkaderan.
Sedangkan Inas yang berasal dari Batu adalah siswa mutasi di madrasah yang berada di Perguruan Muhammadiyah Tlogomas Kota Malang itu. Satu bulan setelah menjadi siswa MAM 1—biasa disebut Mamumtaza—Inas bersama ke 12 temannya diikutkan dalam seleksi Summer Camp ini. Prestasi yang pernah diraih Inas adalah menjadi juara dalam ajang ME Awards di bidang ISMU in English tingkat SMP.
“Saat ini Inas juga mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang ME Awards tahun 2017. Di madrasah Inas aktif dalam klub Jurnalistik,” terangnya.
(Baca juga: Temuilah Leluhur Muslim sampai ke Negeri China)
Muzainah mengungkapkan, proses seleksi dimulai bulan Februari ketika China Corner membuka pendaftaran seleksi Summer Camp di China tahun 2017. “Akhir Maret, Waka Humas Akhmad Ari Wibowo SPd memilih 7 peserta didik untuk dibimbing tentang pengetahuan umum seputar negara China. Tes pengetahuan dilaksanakan secara online dan berisi pengetahuan budaya, sejarah, kesenian, makanan, geografis, hingga tokoh-tokoh China di berbagai bidang,” papar Muzainah.
Pada satu kali tes, lanjutnya, tiap peserta akan diberikan sekitar 60 soal acak yang berbeda dengan peserta lainnya dengan waktu pengerjaan yang dibatasi hanya 1 menit per soal.
“Di awal bulan April, penyelenggara mengumumkan bahwa deadline tes pengetahuan diundur dari tanggal 17 April ke tanggal 30 Mei. Mengetahui hal tersebut, Ari Wibowo kembali memilih 6 peserta didik lagi untuk dibimbing bersama 7 peserta didik yang pertama,” jelas Muzainah.
Setelah mengikuti tes pengetahuan tersebut, tambah dia, pada awal Juni panitia mengumumkan 20 peserta yang berhasil lolos Summer Camp yang berasal dari berbagai daerah seperti Malang, Blitar, Pontianak, hingga Papua.
(Baca juga: Siswa SMP Muhammadiyah 12 GKB Wakili Indonesia pada Olimpiade Internasional Matematika di China)
Muzainah menerangkan, setelah diumumkan lolos seleksi, Hamim dan Inas diwajibkan mempersiapkan semua berkas yang diminta dalam waktu sekitar dua minggu. “Berkas yang diminta diantaranya: pasport, KK, KTP, Foto, dan beberapa data orangtua peserta,” ujanya.
Hambatan kecil muncul saat mengurus paspor. “Bersama Waka Humas, Hamim dan Inas sempat bolak balik Kantor Imigrasi Malang selama 4 hari dikarenakan kelengkapan berkas dan hak perwalian atas anak di bawah umur yang akan mendampingi mereka selama di China,” ungkap Muzainah. “Namun, atas motivasi dari Waka Humas yang mendampingi Hamim dan Inas, mereka berdua tidak menyerah pada proses yag rumit tersebut.” Selamat! (Uzlifah)