PWMU.CO – Bahagia dengan anak sukses menjadi topik ceramah Drs Najib Sulhan MA di Pengajian Ahad Pagi PCM Lakarsantri bertempat di MI Muhammadiyah 28 Jl. Raya Bangkingan Surabaya, Ahad (17/12/2023).
Pengajian Ahad Pagi ini diadakan oleh Majelis Tabligh PCM Lakarsantri Surabaya.
Najib Sulhan mengatakan, tidak ada anak gagal. Mungkin belum bertemu guru yang cocok atau lingkungan yang buruk. Maka seringlah anak diberi panggung supaya bakat dan keberaniannya keluar.
Dia mengingatkan, setiap anak itu berbeda sifat, karakter, dan bakatnya. Bahkan anak kembar pun berbeda fisik dan sidik jarinya juga sifat dan karakternya. Karena itu harus berbeda cara mendidiknya.
Anak sukses atau gagal itu dipengaruhi oleh lingkungan. Maka orangtua harus sudah memikirkan pendidikannya saat merencanakan punya anak. Ketika hamil, anak dalam kandungan sudah dikenalkan bacaan Quran. Begitu juga saat anak sudah lahir.
”Sedapat mungkin hindarkan dari musik. Dengarkan ayat-ayat al-Quran sehingga anak kita mudah menghafalkan,” kata Najib Sulhan pakar pendidikan ini.
Menurut pengalamannya, musik itu gampang sekali dihafal. Karena sering mendengar anak-anak sudah bisa bernyanyi. ”Sakitnya tuh di sini…,” kata Sulhan menirukan lagu dangdut dari penyanyi Cita Citata.
Begitu juga anak bisa misuh, kata dia, karena dia pernah mendengar di lingkungannya misuh. Karena itu jauhkan anak dari pengaruh lingkungan yang buruk.
Seperti dikatakan Rasulullah saw.
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi. (HR Bukhari dan Muslim)
Kemudian dia menguraikan bahwa setiap manusia itu diciptakan dalam kesempurnaan seperti disebut surat at-Tiin ayat 4. Tapi kemudian bisa jatuh ke tempat yang sangat rendah, asfala safiliin. Kecuali orang yang beriman dan beramal saleh.
Untuk memahami itu Najib Sulhan menyampaikan surat asy-Syam 8-10 sebagai sifat dasar manusia. Setelah sempurna penciptaan jiwa maka diilhamkan kepadanya sifat fujur dan taqwa.
”Beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwanya, dan merugi orang yang mengotorinya,” katanya.
Jiwa manusia bisa suci dan kotor karena pengaruh luar.
Lalu dia mengingat hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Seperti disebut dalam surat an-Nisa: 9.
Sebaliknya berdoalah: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Surat Furqon: 74.
Kalau doa itu terwujud maka kita bahagia dengan anak sukses.
Penulis Ichsan Mahyuddin Editor Sugeng Purwanto