PWMU.CO – Nur Subeki, dosen jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) resmi menyandang gelar Doktor, Selasa (18/7) lalu. Ia dikukuhkan selepas menjalani ujian terbuka promosi Doktor di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.
Salah satu mantan anggota Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur periode 2010-2014 ini sukses mempertahankan disertasi-nya yang mengulas tentang pengelasan pada konstruksi dan perawatan Kapal.
Eki–sapaan akrabnya—menjelaskan, di hadapan promotor, ko-promotor dan para penguji dirinya memaparkan persoalan yang sering muncul pada kerusakan fisik kapal, yakni adanya retak di sambungan las bodi kapal.
Secara teknis, kata Eki, distorsi yang timbul pada sambungan las dapat diluruskan dengan pemanasan ulang. Hanya saja, cara ini mampu menurunkan ketahanan korosi bahan. Sedangkan metode untuk menanggulangi distorsi dan tegangan sisa, lanjut Eki, meliputi preheating dan thermal tensioning yang merupakan metode stress relieve dengan bantuan panas selama pengelasan.
”Metode yang tepat untuk memperbaiki retak pada bodi kapal (sambungan las kapal) adalah perilaku perambatan retak fatik pada pengelasan busur inti fluks (FCAW) dengan jenis baja yang berkode ASTM A 36,” jelasnya saat ditemui pwmu.co, Rabu (26/7).
Lebih lanjut alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini menyebutkan, Indonesia membutuhkan inovasi dalam pembuatan dan perawatan kapal. Sebab, Indonesia merupakan kawasan maritim yang wilayahnya didominasi oleh perairan laut.
”Pemerintah Indonesia harus terus memacu industri perkapalan. Sehingga menjadi industri strategis. Saat ini, terdapat 250 industri galangan kapal di tanah air yang memproduksi kapal segala bentuk. Akan tetapi perkembangan industri perkapalan belum maksimal,” tandasnya. (izzudin/aan)