PWMU.CO – Lika-liku kader Muhammadiyah mendaftar Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPP), seperti yang dituturkan Moh Ernam.
Sebenarnya apa motivasi menjadi KPPS? Ini memang hal yang baru, yang belum pernah saya jalani mendaftar KPPS. Sebagai bagian ujung dalam penyelenggaraan pemilu, kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) mutlak ada.
Ini merupakan kelompok yang langsung berhadapan dengan pemilih. Di sini, pemilihan anggota DPD, DPR RI, DPR propinsi, dan DPR kabupaten kota dilangsungkan. Bahkan di tahun 2024 juga dilaksanakan pemilihan presiden. Pendek kata, KPPS menjadi organ paling vital dalam penyelenggaraan pemilu.
Selama ini saya hanya jadi pemilih saja. Hanya datang saat pemilihan tiba. Tinggal datang ke tempat pemungutan suara (TPS), serahkan kartu, lalu mencoblos. Setelah itu membubuhkan jari di tinta pemilu, terus pulang. Hanya mendengar riuh quickcount dari TV. Tak ada partisipasi lebih.
Rupanya tahun ini saya ingin suasana berbeda. Mendengar pengumuman di WA grup RT belum ada yang mendaftar KPPS, hati jadi tergerak. Saya ingin mendaftar KPPS. Tak ayal, melalui jaringan pribadi (Japri) saya menyampaikan ke Pak RT jika siap menjadi KPPS.
Tak perlu waktu lama, esok harinya, Rabu (15/12/23) formulir pendaftaran sampai di rumah. Saat itu sedang menyapu jalan di depan rumah, masih memakai sarung dan kaos oblong, Pak Satpam RT datang menyerahkan formulir. Hmm..rupanya saya harus mulai serius untuk mendaftar KPPS.
Langkah pertama mengisi surat pernyataan bersedia menjadi KPPS. Surat juga dilengkapi surat pernyataan bermaterai dan daftar riwayat hidup. Untuk mempermudah pengisian formulir ini, saya mengunduh formulir dari Mbah Google. Ada, hanya perlu penyesuaian sedikit. Selanjutnya tinggal melengkapi foto 4×6 sebanyak dua lembar, foto kopi KTP dan ijazah SMA/pendidikan terakhir. Selesai.
Lika-liku Mengurus Surat Sehat
Hanya satu syarat lagi yang belum siap, surat keterangan sehat dari Puskesmas. Ini butuh waktu khusus. Hari Jumat saya belum bisa ke Puskesmas. Sabtu Ahad saya keluar kota. Praktis baru hari Senin saya bisa mengurus surat keterangan.
Rupanya mengurus surat keterangan sehat menjadi tidak mudah. Puskesmas Candi Sidoarjo kewalahan. Pendaftar surat keterangan sehat membludak. Sejak Sabtu (16/12/23) Puskesmas Candi sudah kebanjiran pendaftar. Akhirnya diberlakukan pendaftaran online. Namun lagi-lagi penuh. Hari Senin (18/12/23) sudah tutup untuk pendaftar permohonan surat keterangan sehat. Pendaftaran online ditutup.
Saya sudah menyiapkan alternatif. Walaupun tempat tinggal di Kecamatan Candi, Sidoarjo, tapi tempat kerja di Kecamatan Kota Sidoarjo. SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) memiliki hubungan khusus dengan Puskesmas Sekardangan. Smamda termasuk wilayah kerja Puskesmas Sekardangan.
Untuk segala keperluan terkait kesehatan, saya biasa mengurus di Puskesmas Sekardangan. Termasuk tiga bulan lalu saat mengurus surat keterangan sehat untuk keperluan pendidikan profesi guru (PPG) dalam jabatan tahun 2023.
Saya datang ke puskesmas Sekardangan, menyerahkan fotokopi KTP, lalu antre. Ada pengambilan sampel darah juga untuk pemeriksaan kolesterol dan lain-lainnya. Ini berbeda dengan saat mengurus suket sehat untuk PPG. Hanya tensi saja, tak perlu pemeriksaan kolesterol. Hanya menunggu sebentar, dan selesai. Terpenting lagi, gratis. Alias cuma-cuma.
Jangan lupa bawa surat rekomendasi dari balai desa. Tanpa ini akan dikembalikan lagi. Harus bawa surat rekomendasi dari desa. Ini ya yang mungkin membuat gratis? Atau memang pelayanan Puskesmas sudah gratis?
Terima kasih Puskesmas Sekardangan. Pelayanannya bagus. Mohon ditingkatkan terus. (*)
Editor Darul Setiawan.