PWMU.CO – Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, menyatakan tidak normal kalau ada orang tidak suka terhadap sesuatu yang baik dan maju. Bahkan kalau ada orang iri terhadap kita yang baik dan maju.
“Bapak Ibu sekalian tidak usah gelisah. Boleh jadi keirian dan kedengkian itu lahir dari problem dirinya di mana dia tidak bisa baik dan tidak bisa semaju kita,” ujar Prof Haedar saat mengisi ceramah kebangsaan Tabligh Akbar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang.
Sebab, kata Prof Haedar, setiap orang pada dasarnya suka terhadap sesuatu yang amanah (baik dan jujur). “Itu disebut martabat,” ungkapnya kemudian melanjutkan, “Tapi orang juga suka dengan sesuatu yang fathanah, cerdas dan menghasilkan kemajuan.”
Dia yakin, setiap orang suka kemajuan pribadi, golongan, bangsa, dan umat. “Suka terhadap hal-hal baik dan hal-hal yang maju,” imbuhnya pada Ceramah Kebangsaan bertema Pemimpin yang Bermartabat dan Berkemajuan di Masjid Manarul Islam, Sawojajar, Kota Malang, Ahad (31/12/2023).
Kebaikan dan Kemajuan Universal
Jadi kalau diirikan atau dicemburui orang lain, Prof Haedar menyarankan para jamaah tidak baper. “Justru itu menunjukkan tasyakur kita bahwa kita lebih baik dari dia. Artinya kebaikan dan kemajuan itu nilai yang bersifat universal,” terangnya.
Kalau kebaikan dan kemajuan bersifat universal, bahkan kalau dalam relasi hubungan ada orang yang tidak suka atau memusuhi, tidak sependapat dengan kita dan kita anggap musuh, Prof Haedar berpendapat sebenarnya orang itu juga cinta terhadap kebaikan dan cinta terhadap kemajuan.
Dia pun mencontohkan Kaum Quraisy. “Kaum Quraisy itu mengakui sifat-sifat Nabi dan kebaikan Nabi. Hanya soal hidayah saja mereka tertutup hati dan pikirannya,” ungkapnya.
Dari sini Prof Haedar mengajak para jamaah, “Kalau itu yang terjadi, maka bisakah kita terus (berbuat) kebaikan sekaligus kemajuan? Agar itu menjadi nilai yang hidup secara kolektif, bersama-sama, sekaligus juga menjadi sistem kehidupan.”
Dia menyadari, kalau baik dan maju sendiri itu biasanya bisa. “Kan setiap orang ingin baik dan ingin maju maka dia berjuang hidup. Biasanya kalau untuk perjuangan hidup diri sendiri orang itu akan dengan mudah melakukannya. Itu sudah hukum alam kata para akademisi. Kalau menurut agama itu sunatullah,” terangnya.
Persoalannya, kata Prof Haedar, sering kebaikan dan kemajuan itu tidak bisa terproyeksikan pada kehidupan bersama sekaligus menjadi sistem. (*)
Kontributor Fatimah Az-Zahro Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post