PWMU.CO – Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) dan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) GKB outbound di halaman Vila Mediana, Pacet, Mojokerto.
Rombongan asal Kota Pudak ini baru tiba di vila pukul 15.15 WIB, Jumat (12/1/2024). Mereka langsung berkumpul di halaman vila untuk mengikuti outbound selama 1 jam 30 menit.
M Hasan Mahrobi SPd–Wakil Ketua Bidang Seni, Budaya, Olahraga dan Pariwisata PCPM GKB–memimpin lima permainan. Sebelum memulai permainan pertama, Hasan menerangkan, “Game ini untuk mengenal nama panggilan masing-masing.”
Pasalnya, mereka kader Nasyiah dan Pemuda yang mayoritas bekerja di empat sekolah dan amal usaha Muhammadiyah (AUM) di bawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) Gresik.
Musik mengalun lirih dari aula di sisi halaman vila. Sebanyak 16 Pemuda dan 18 Nasyiah berdiri melingkar secara terpisah. Mereka bertepuk tangan mengikuti irama.
Hasan pun mengajak mereka bernyanyi sambil menyebutkan nama panggilan rekannya. “Makan apa, makan apa, makan apa sekarang. Sekarang makan apa, makan apa, sekarang,” begitu nyanyian di permainan pembuka.
Satu per satu peserta bernyanyi ketika namanya disebut. Seperti Ketua PCNA GKB Nugra Heny Apriliah SPdI yang sukses melewati tantangan ini dengan menyambung kata ‘nasi kuning’. Ketua Departemen Pustaka Informasi dan Teknologi (Pusintek) PCNA GKB Rusdiyah Arifaini SPd juga sukses menyambung dengan kata ‘kuning telor’.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan PCPM GKBKhinanjar Widiartama SPd juga berhasil dengan menyambung kata ‘telor ayam’. Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan PCPM GKB Mohammad Dwanda Putra SPd pun melanjutkan dengan kata ‘ayam ternak’.
Latih Kekompakan
Usai puas memainkan permainan pertama, Hasan mengajak peserta lanjut ke permainan kedua. Pemuda dan Nasyiah masing-masing terbagi menjadi dua kelompok.
Games kedua, kata Hasan, berkaitan dengan konsentrasi. “Kita juga akan berlatih kekompakan. Ketika saya bilang lompat ke depan, berarti lompat ke depan. Begitu pula ketika ke kanan kiri belakang. Kanda Yunda ikuti sesuai arahan saya,” tuturnya.
“Tangan di pundak teman depannya!” Begitu semua tangan sudah memegang pundak temannya, Hasan memberi arahan. Para kader itu pun kompak melompat sesuai arahan sambil memegang pundak temannya. Tawa pecah ketika salah satu anggota tim ada yang salah arah melompat.
Selanjutnya, Hasan meminta peserta melompat berkebalikan dengan yang Hasan perintahkan. Misal, kalau Hasan bilang kanan, maka seluruh peserta kompak lompat ke kiri.
Permainan ketiga bernama ‘Cantol Caping’. Tim acara telah menyiapkan potongan kardus dan ‘caping’ dari keranjang modifikasi. “Nanti diestafetkan! Ini dipakai untuk semua orang,” ujarnya sambil menunjuk kardus.
“Gak boleh jatuh. Yang paling akhir mencantolkan ke sana,” ujarnya menunjuk seberang lapangan yang sudah ada tali rafia tempat mencantolkan.
Permainan keempat, estafet bola pakai pipa. Pada ujung pipa sepanjang 30 centimeter, ada 8 tali. Tali inilah yang boleh peserta pegang sedemikian rupa sehingga pipanya bisa menyalurkan bola.
“Ketika bola jatuh, harus kembali ke awal di sini! Finish pertama ada di kardus itu,” ujarnya menunjuk penanda kardus di seberang lapangan.
Permainan kelima, estafet air. Panitia awalnya membagikan ‘aksesoris’ berupa mahkota gelas. Gelas plastik diikat di kepala setiap kader Nasyiah dan Pemuda untuk menyalurkan air.
“Peraturannya. Mengambil air tidak boleh pakai tangan. Kepala yang bergerak. Ketika sudah ambil air, diestafetkan. Orang paling belakang menuang ke botol yang tersedia,” terang Hasan sore itu.
Akhirnya para kader yang kompak berseragam kaos kuning itu bergembira bersama. Sabtu (13/1/2024) pagi, mereka menjalani pengukuhan bersama. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni